Rabu, 01 Juni 2011

Mama yang Mulia


Alkisah, ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Sang pria berasaldari keluarga kaya, dan merupakan orang yang terpandang di kotatersebut. Sedangkan sang wanita adalah seorang yatim piatu, hidup serbakekurangan, tetapi cantik, lemah lembut, dan baik hati. Kelebihan inilahyang membuat sang pria jatuh hati.
Sang wanita hamil di luar nikah. Sang pria lalu mengajaknya menikah,dengan membawa sang wanita ke rumahnya. Seperti yang sudah mereka duga,orang tua sang pria tidak menyukai wanita tersebut. Sebagai orang yangterpandang di kota tersebut, latar belakang wanita tersebut akan merusak reputasi keluarga. Sebaliknya, mereka bahkan telah mencarikan jodoh yang sepadanuntuk anaknya. Sang pria berusaha menyakinkan orang tuanya, bahwa iasudah menetapkan keputusannya, apapun resikonya bagi dia.
Sang wanita merasa tak berdaya, tetapi sang pria menyakinkan wanita tersebutbahwa tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Sang pria terus berargumendengan orang tuanya, bahkan membantah perkataan orangtuanya, sesuatuyang belum pernah dilakukannya selama hidupnya (di zaman dulu, umumnyaseorang anak sangat tunduk pada orang tuanya).
Sebulan telah berlalu, sang pria gagal untuk membujuk orang tuanya agarmenerima calon istrinya. Sang orang tua juga stress karena gagalmembujuk anak satu-satunya, agar berpisah dengan wanita tersebut, yang menurutmereka akan sangat merugikan masa depannya.Sang pria akhirnya menetapkan pilihan untuk kimpoi lari. Ia memutuskanuntuk meninggalkan semuanya demi sang kekasih. Waktu keberangkatan punditetapkan, tetapi rupanya rencana ini diketahui oleh orang tua sangpria. Maka ketika saatnya tiba, sang ortu mengunci anaknya di dalamkamar dan dijaga ketat oleh para bawahan di rumahnya yang besar.
Sebagai gantinya, kedua orang tua datang ke tempat yang telah ditentukansepasang kekasih tersebut untuk melarikan diri. Sang wanita sangat terkejutdengan kedatangan ayah dan ibu sang pria. Mereka kemudian memohonpengertian dari sang wanita, agar meninggalkan anak mereka satu-satunya.Menurut mereka, dengan perbedaan status sosial yang sangat besar,perkimpoianmereka hanya akan menjadi gunjingan seluruh penduduk kota,reputasi anaknya akantercemar, orang-orangtidak akan menghormatinya lagi.Akibatnya, bisnis yang akan diwariskan kepada anak mereka akan bangkrutsecara perlahan-lahan.
Mereka bahkan memberikan uang dalam jumlah banyak, dengan permohonanagar wanita tersebut meninggalkan kota ini, tidak bertemu dengan anaknyalagi, danmenggugurkan kandungannya. Uang tersebut dapat digunakan untukmembiayai hidupnya ditempat lain.Sang wanita menangis tersedu-sedu. Dalam hati kecilnya, ia sadar bahwaperbedaan status sosial yang sangat jauh, akan menimbulkan banyakkesulitan bagikekasihnya. Akhirnya, ia setuju untuk meninggalkan kota ini,tetapi menolak untuk menerimauang tersebut. Ia mencintai sang pria, bukanuangnya. Walaupun ia sepenuhnya sadar, jalanhidupnya ke depan akansangat sulit?.
Ibu sang pria kembali memohon kepada wanita tersebut untuk meninggalkansepucuk surat kepada mereka, yang menyatakan bahwa ia memilih berpisahdengan sang pria. Ibu sang pria kuatir anaknya akan terus mencarikekasihnya, dan tidak mau meneruskan usaha orang tuanya. "Walaupun iakelak bukansuamimu, bukankah Anda ingin melihatnya sebagai seseorangyang berhasil? Ini adalah untuk kebaikan kalian berdua", kata sang ibu.
Dengan berat hati, sang wanita menulis surat. Ia menjelaskan bahwa iasudah memutuskan untuk pergi meninggalkan sang pria. Ia sadar bahwakeberadaannya hanya akan merugikan sang pria. Ia minta maaf karena telahmelanggar janji setia mereka berdua, bahwa mereka akan selalu bersamadalam menghadapi penolakan-penolakan akibat perbedaan status sosial mereka. Iatidak kuat lagi menahan penderitaan ini, dan memutuskan untuk berpisah.
Tetesan air mata sang wanita tampak membasahi surat tersebut.Sang wanita yang malang tersebut tampak tidak punya pilihan lain. Ia terjebakantara moral dan cintanya. Sang wanita segera meninggalkan kota itu,sendirian. Ia menuju sebuah desa yang lebih terpencil. Disana, iabertekad untuk melahirkan dan membesarkan anaknya.
==========0000000000==============
Tiga tahun telah berlalu. Ternyata wanita tersebut telah menjadi seorangibu. Anaknya seorang laki-laki. Sang ibu bekerja keras siang dan malam,untuk membiayai kehidupan mereka. Di pagi dan siang hari, ia bekerja disebuah industri rumah tangga, malamnya, ia menyuci pakaian-pakaian tetangga danmenyulam sesuai dengan pesanan pelanggan. Kebanyakan ia melakukan semuapekerjaan ini sambil menggendong anak di punggungnya.Walaupun ia cukup berpendidikan, ia menyadari bahwa pekerjaan lain tidakmemungkinkan, karena ia harus berada di sisi anaknya setiap saat. Tetapisang ibu tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya...
Di usia tiga tahun, suatu saat, sang anak tiba-tiba sakit keras. Demamnyasangat tinggi. Ia segera dibawa ke rumah sakit setempat. Anak tersebut harusmenginap di rumah sakit selama beberapa hari. Biaya pengobatan telahmenguras habis seluruh tabungan dari hasil kerja kerasnya selama ini,dan itupun belum cukup. Ibu tersebut akhirnya juga meminjam ke sana-sini,kepada siapapun yang bermurah hati untuk memberikan pinjaman.
Saat diperbolehkan pulang, sang dokter menyarankan untuk membuat supramuan, untuk mempercepat kesembuhan putranya. Ramuan tersebut terdiri dariobat-obat herbal dan daging sapi untuk dikukus bersama. Tetapisang ibu hanya mampumembeli obat-obatherbal tersebut, ia tidak punya uangsepeserpun lagi untuk membeli daging. Untuk meminjam lagi, rasanya takmungkin, karena ia telah berutang kepada semua orang yang ia kenal, danbelum terbayar.Ketika di rumah, sang ibu menangis. Ia tidak tahu harus berbuat apa,untuk mendapatkan daging. Toko daging di desa tersebut telah menolakpermintaannya, untuk bayar di akhir bulan saat gajian.
Diantara tangisannya, ia tiba-tiba mendapatkan ide. Ia mencari alkohol yangada di rumahnya, sebilah pisau dapur, dan sepotong kain. Setelah pisaudapur dibersihkan dengan alkohol, sang ibu nekad mengambil sekeratdaging dari pahanya. Agar tidak membangunkan anaknya yang sedang tidur,ia mengikat mulutnya dengan sepotong kain. Darah berhamburan. Sang ibutengah berjuang mengambil dagingnya sendiri, sambil berusaha tidakmengeluarkan suara kesakitan yang teramat sangat?..
Hujan lebatpun turun. Lebatnya hujan menyebabkan rintihan kesakitan sangibu tidak terdengar oleh para tetangga, terutama oleh anaknya sendiri.Tampaknya langit juga tersentuh dengan pengorbanan yangsedang dilakukan oleh sang ibu............
==========0000000000==============
Enam tahun telah berlalu, anaknya tumbuh menjadi seorang anak yangtampan, cerdas, dan berbudi pekerti. Ia juga sangat sayang ibunya. Dihari minggu, mereka sering pergi ke taman di desa tersebut, bermainbersama, dan bersama-sama menyanyikan lagu "Shi Sang Chi You Mama Hau"(terjemahannya "Di Dunia ini, hanya ibu seorang yang baik").
Sang anak juga sudah sekolah. Sang ibu sekarang bekerja sebagai penjagatoko, karena ia sudah bisa meninggalkan anaknya di siang hari.Hari-hari mereka lewatkan dengan kebersamaan, penuh kebahagiaan. Sang anakterkadang memaksa ibunya, agar ia bisa membantu ibunya menyuci di malamhari. Ia tahu ibunya masih menyuci di malam hari, karena perlu tambahanbiaya untuk sekolahnya. Ia memang seorang anak yang cerdas.
Ia juga tahu, bulan depan adalah hari ulang tahun ibunya. Ia berniatmembelikan sebuah jam tangan, yang sangat didambakan ibunya selama ini.Ibunya pernah mencobanya di sebuah toko, tetapi segera menolak setelahpemilik toko menyebutkan harganya. Jam tangan itu sederhana, tidakterlalu mewah, tetapi bagi mereka, itu terlalu mahal. Masih banyakkeperluan lain yang perlu dibiayai.
Sang anak segera pergi ke toko tersebut, yang tidak jauh dari rumahnya. Iameminta kepada kakek pemilik toko agar menyimpan jam tangan tersebut, karenaia akan membelinya bulan depan. "Apakah kamu punya uang?tanya sang pemilik toko. "Tidak sekarang, nanti saya akan punya", katasang anak dengan serius.
Ternyata, bulan depan sang anak benar-benarmuncul untuk membeli jam tangan tersebut. Sang kakek juga terkejut, kiranya sang anak hanya main-main.Ketika menyerahkanuangnya, sang kakek bertanya "Dari mana kamumendapatkan uang itu? Bukan mencuri kan?". "Saya tidak mencuri, kakek.
Hari ini adalah hari ulang tahun ibuku. Saya biasanya naik becak pulangpergi ke sekolah. Selama sebulan ini, saya berjalan kaki saat pulangdari sekolah ke rumah, uang jajan dan uang becaknya saya simpan untukbeli jam ini. Kakiku sakit, tapi ini semua untuk ibuku. O ya, janganberitahu ibuku tentang hal ini. Ia akan marah" kata sang anak. Sangpemilik toko tampak kagum pada anak tersebut.
Seperti biasanya, sang ibu pulang dari kerja di sore hari. Sang anaksegeramemberikan ucapan selamat pada ibu, dan menyerahkan jam tangantersebut. Sang ibu terkejut bercampur haru, ia bangga dengan anaknya. Jamtangan ini memang adalah impiannya. Tetapi sang ibu tiba-tiba tersadar, darimana uanguntuk membeli jam tersebut.
Sang anak tutup mulut, tidak mau menjawab."Apakah kamu mencuri, Nak?" Sang anak diam seribu bahasa, ia tidak inginibu mengetahui bagaimana ia mengumpulkan uang tersebut.Setelah ditanya berkali-kali tanpa jawaban, sang ibu menyimpulkan bahwaanaknya telah mencuri. "Walaupun kita miskin, kita tidak boleh mencuri.Bukankah ibu sudah mengajari kamu tentang hal ini?" kata sang ibu.
Lalu ibu mengambil rotan dan mulai memukul anaknya. Biarpun ibu sayangpada anaknya, ia harus mendidik anaknya sejak kecil. Sang anak menangis,sedangkan air mata sang ibu mengalir keluar. Hatinya begituperih, karena ia sedang memukul belahan hatinya. Tetapi ia harusmelakukannya, demi kebaikan anaknya.Suara tangisan sang anak terdengar keluar. Para tetangga menuju ke rumahtersebut heran, dan kemudian prihatin setelah mengetahui kejadiannya. "Iasebenarnya anak yang baik", kata salah satu tetangganya.
Kebetulan sekali, sang pemilik toko sedang berkunjung ke rumah salahsatu tetangganya yang merupakan familinya.Ketika ia keluar melihat ke rumah itu, ia segera mengenal anak itu.Ketika mengetahui persoalannya, ia segera menghampiri ibu itu untukmenjelaskan. Tetapi tiba-tiba sang anak berlari ke arah pemilik toko, memohonagar jangan menceritakan yang sebenarnya pada ibunya.
"Nak, ketahuilah, anak yang baik tidak boleh berbohong, dan tidak bolehmenyembunyikan sesuatu dari ibunya". Sang anak mengikuti nasehat kakekitu. Maka kakek itu mulai menceritakan bagaimana sang anaktiba-tiba muncul di tokonya sebulan yang lalu, memintanya untuk menyimpanjam tangan tersebut, dan sebulan kemudian akan membelinya. Anak itu munculsiang tadi di tokonya, katanya hari ini adalah hari ulang tahun ibunya.Ia juga menceritakan bagaimana sang anak berjalan kaki dari sekolahnya pulang ke rumah dan tidak jajan di sekolah selama sebulan ini, untukmengumpulkan uang membeli jam tangan kesukaan ibunya.
Tampak sang kakek meneteskan air mata saat selesai menjelaskan hal tersebut,begitu pula dengan tetangganya. Sang ibu segera memeluk anakkesayangannya, keduanya menangis dengan tersedu-sedu."Maafkan saya, Nak.""Tidak Bu, saya yangbersalah"................
===========000=================
Sementara itu, ternyata ayah dari sang anak sudah menikah, tetapiistrinya mandul. Mereka tidak punya anak. Sang ortu sangat sedih akanhal ini, karena tidak akan ada yang mewarisi usaha mereka kelak.
Ketika sang ibu dan anaknya berjalan-jalan ke kota, dalam sebuah kesempatan,mereka bertemu dengan sang ayah dan istrinya. Sang ayah baru menyadaribahwa sebenarnya ia sudah punya anak dari darah dagingnyasendiri. Ia mengajak mereka berkunjung ke rumahnya, bersedia menanggungsemua biaya hidup mereka, tetapi sang ibu menolak. Kami bisa hidupdengan baik tanpa bantuanmu.Berita ini segera diketahui oleh orang tua sang pria. Mereka begituingin melihat cucunya, tetapi sang ibu tidak mau mengizinkan.
===========000==================
Di pertengahan tahun, penyakit sang anak kembali kambuh. Doktermengatakan bahwa penyakit sang anak butuh operasi dan perawatan yangkonsisten. Kalau kambuh lagi, akan membahayakan jiwanya.Keuangan sang ibu sudah agak membaik, dibandingkan sebelumnya. Tetapibiaya medis tidaklah murah, ia tidak sanggup membiayainya.Sang ibu kembali berpikirkeras. Tetapi ia tidak menemukan solusi yangtepat. Satu-satunya jalan keluar adalah menyerahkan anaknya kepada sangayah, karena sang ayahlah yang mampu membiayai perawatannya.
Maka di hari Minggu ini, sang ibu kembali mengajak anaknya berkelilingkota, bermain-main di taman kesukaan mereka. Mereka gembira sekali,menyanyikan lagu "Shi Sang Chi You Mama Hau", lagu kesayanganmereka. Untuk sejenak, sang ibu melupakan semua penderitaannya, iahanyut dalam kegembiraan bersama sang anak.
Sepulang ke rumah, ibu menjelaskan keadaannya pada sang anak. Sang anakmenolak untuk tinggal bersama ayahnya, karena ia hanya ingin dengan ibu."Tetapi ibu tidak mampu membiayai perawatan kamu, Nak" kataibu. "Tidak apa-apa Bu, saya tidak perlu dirawat. Saya sudah sehat, bilabisa bersama-sama dengan ibu. Bila sudah besar nanti, saya akan cari banyakuang untuk biaya perawatan saya dan untuk ibu. Nanti, ibu tidak perlubekerja lagi, Bu", kata sang anak. Tetapi ibu memaksa akan berkunjung kerumah sang ayah keesokan harinya. Penyakitnya memang bisa kambuh setiapsaat.
Disana ia diperkenalkan dengan kakek dan neneknya. Keduanya sangatsenang melihat anak imut tersebut. Ketika ibunya hendak pulang, sanganak meronta-ronta ingin ikut pulang dengan ibunya. Walaupun diberikanmainan kesukaan sang anak, yang tidak pernah ia peroleh saat bersamaibunya, sang anak menolak. "Saya ingin Ibu, saya tidak mau mainan itu",teriak sang anak dengan nada yang polos. Dengan hati sedih dan menangis,sang ibu berkata "Nak, kamu harus dengar nasehat ibu. Tinggallah disini. Ayah, kakek dan nenek akan bermain bersamamu." "Tidak, aku tidakmau mereka. Saya hanya mau ibu, saya sayang ibu, bukankah ibu jugasayang saya? Ibusekarang tidak mau saya lagi", sang anak mulai menangis.
Bujukan demi bujukan ibunya untuk tinggal di rumah besar tersebut tidakdidengarkan anak kecil tersebut. Sang anak menangis tersedu-sedu "Kalau ibusayang padaku, bawalah saya pergi, Bu". Sampai pada akhirnya, ibunyamemaksa dengan mengatakan "Benar, ibu tidak sayang kamu lagi. Tinggallahdisini", ibunya segera lari keluar meninggalkan rumah tersebut. Tampakanaknya meronta-ronta dengan ledakan tangis yang memilukan.
Di rumah, sang ibu kembali meratapi nasibnya. Tangisannya begitumenyayat hati, ia telah berpisah dengan anaknya. Ia tidak diperbolehkanmenjenguk anaknya, tetapi mereka berjanji akan merawat anaknya denganbaik. Diantara isak tangisnya, ia tidak menemukan arti hidup ini lagi.Ia telah kehilangan satu-satunya alasan untuk hidup, anaknya tercinta.
Kemudian ibu yang malang itu mengambil pisau dapur untuk memotong uratnadinya. Tetapi saat akan dilakukan, ia sadar bahwa anaknya mungkintidak akan diperlakukan dengan baik. Tidak, ia harus hidup untukmengetahui bahwa anaknya diperlakukan dengan baik. Segera, niat bunuhdiri itu dibatalkan, demi anaknya juga............
============000=========
Setahun berlalu. Sang ibu telah pindah ke tempat lain, mendapatkan kerjayang lebih baik lagi. Sang anak telah sehat, walaupun tetap menjalaniperawatan medis secara rutin setiap bulan.Seperti biasa, sang anak ingat akan hari ulang tahun ibunya.
Uang pun dapat ia peroleh dengan mudah, tanpa perlu bersusah payahmengumpulkannya. Maka, pada hari tersebut, sepulang dari sekolah, ia tidakpulang ke rumah, ia segera naik bus menuju ke desa tempat tinggal ibunya,yang memakan waktu beberapa jam. Sang anak telah mempersiapkan setangkaibunga, sepucuk surat yang menyatakan ia setiap hari merindukan ibu,sebuah kartu ucapan selamat ulang tahun, dan nilai ujian yang sangatbagus. Ia akan memberikan semuanya untuk ibu.
Sang anak berlari riang gembira melewati gang-gang kecil menujurumahnya. Tetapi ketika sampai di rumah, ia mendapati rumah ini telahkosong. Tetangga mengatakan ibunya telah pindah, dan tidak ada yang tahukemana ibunya pergi. Sang anak tidak tahu harus berbuat apa, ia duduk didepan rumah tersebut, menangis "Ibu benar-benar tidak menginginkan saya lagi."
Sementara itu, keluarga sang ayah begitu cemas, ketika sang anak sudahterlambat pulang ke rumah selama lebih dari 3 jam. Guru sekolahmengatakan semuanya sudah pulang. Semua tempat sudah dicari, tetapitidak ada kabar.Mereka panik. Sang ayah menelpon ibunya, yang juga sangat terkejut.Polisi pun dihubungi untuk melaporkan anak hilang.
Ketika sang ibu sedang berpikir keras, tiba-tiba ia teringat sesuatu. Hariini adalah hari ulang tahunnya. Ia terlalu sibuk sampai melupakannya.Anaknya mungkin pulang ke rumah. Maka sang ayah dan sang ibu segera naikmobil menuju rumah tersebut. Sayangnya, mereka hanya menemukan kartu ulangtahun, setangkai bunga, nilai ujian yang bagus, dan sepucuk suratanaknya. Sang ibu tidak mampu menahan tangisannya, saat membaca tulisan-tulisan imut anaknya dalam surat itu.
Hari mulai gelap. Mereka sibuk mencari di sekitar desa tersebut, tanpamendapatkan petunjuk apapun. Sang ibu semakin resah. Kemudian sang ibumembakar dupa, berlutut di hadapan altar Dewi Kuan Im, sambil menangisia memohon agar bisa menemukan anaknya.
Seperti mendapat petunjuk, sang ibu tiba-tiba ingat bahwa ia dan anaknyapernah pergi ke sebuah kuil Kuan Im di desa tersebut. Ibunya pernah berkata,bahwa bila kamu memerlukan pertolongan, mohonlah kepada Dewi Kuan Imyang welas asih. Dewi Kuan Im pasti akan menolongmu, jika niat kamu baik.
Ibunya memprediksikan bahwa anaknya mungkin pergi ke kuil tersebut untukmemohon agar bisa bertemu dengan dirinya.Benar saja, ternyata sang anak berada di sana. Tetapi ia pingsan,demamnya tinggi sekali. Sang ayah segera menggendong anaknya untukdilarikan ke rumah sakit. Saat menuruni tangga kuil, sang ibu terjatuhdari tangga, dan berguling-guling jatuh ke bawah............
============000==============
Sepuluh tahun sudah berlalu. Kini sang anak sudah memasuki bangku kuliah. Ia sering beradu mulut dengan ayah, mengenai persoalan ibunya. Sejak jatuh dari tangga, ibunya tidak pernah ditemukan. Sang anak telah banyak menghabiskan uang untuk mencari ibunya kemana-mana, tetapi hasilnya nihil.
Siang itu, seperti biasa sehabis kuliah, sang anak berjalan bersama dengan teman wanitanya. Mereka tampak serasi. Saat melaju dengan mobil, di persimpangan sebuah jalan, ia melihat seorang wanita tua yang sedang mengemis. Ibu tsb terlihat kumuh, dan tampak memakai tongkat. Ia tidak pernah melihat wanita itu sebelumnya. Wajahnya kumal, dan ia tampak berkomat-kamit.
Di dorong rasa ingin tahu, ia menghentikan mobilnya, dan turun bersama pacar untuk menghampiri pengemis tua itu. Ternyata sang pengemis tua sambil mengacungkan kaleng kosong untuk minta sedekah, ia berucap dengan lemah "Dimanakah anakku? Apakah kalian melihat anakku?"
Sang anak merasa mengenal wanita tua itu. Tanpa disadari, ia segera menyanyikan lagu "Shi Sang Ci You Mama Hau" dengan suara perlahan, tak disangka sang pengemis tua ikut menyanyikannya dengan suara lemah. Mereka berdua menyanyi bersama. Ia segera mengenal suara ibunya yang selalu menyanyikan lagu tsb saat ia kecil, sang anak segera memeluk pengemis tua itu dan berteriak dengan haru "Ibu? Ini saya ibu".
Sang pengemis tua itu terkejut, ia meraba2 muka sang anak, lalu bertanya, "Apakah kamu ??..(nama anak itu)?" "Benar bu, saya adalah anak ibu?".Keduanya pun berpelukan dengan erat, air mata keduanya berbaur membasahi bum...............
Karena jatuh dari tangga, sang ibu yang terbentur kepalanya menjadi hilang ingatan, tetapi ia setiap hari selama sepuluh tahun terus mencari anaknya, tanpa peduli dengan keadaaan dirinya. Sebagian orang menganggapnya sebagai orang gila.
====================000===========================
Perenungkan untuk kita renungkan bersama-sama:
Dalam kondisi kritis, Ibu kita akan melakukan apa saja demi kita. Ibu bahkan rela mengorbankan nyawanya.. Simaklah penggalan doa keputusasaan berikut ini, di saat Ibu masih muda, ataupun disaat Ibu sudah tua :
1. Anakku masih kecil, masa depannya masih panjang. Oh Tuhan, ambillah aku sebagai gantinya.
2. Aku sudah tua, Oh Tuhan, ambillah aku sebagai gantinya.
Diantara orang-orang disekeliling Anda, yang Anda kenal, Saudara/I kandung Anda, diantara lebih dari 6 Milyar manusia, siapakah yang rela mengorbankan nyawanya untuk Anda, kapan pun, dimana pun, dengan cara apapun...........Tidak diragukan lagi "Ibu kita adalah Orang Yang Paling Mulia di dunia ini"
++++++++++++++++++++++
Ingin bergabung dalam sebuah MISI MULIA ? Ada sebuah tindakan yang dapat Anda lakukan, bila Anda beruntung (Ibu Anda masih ada di dunia ini), ajaklah ia untuk keluar makan atau jalan-jalan MALAM INI JUGA. Jangan ditunda2. Bila Ibu Anda tinggal di tempat yang terpisah jauh dengan Anda, telponlah dia malam ini juga, just to say "hello". Catatlah hari ulang tahunnya, rayakan, dan bahagiakanlah dia semampu Anda. Hidangkan makanan favoritnya, dst.

Sumber: Kisah-kisah motivasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar