Dicintai
rasanya sudah cukup walau tak saling memiliki. Tapi siapappun tak mau menjadi
pihak yang kalah dan tersakiti. Selama jiwa masih dititipkan dalam raga ini aku
tetap akan berusaha untuk seutuhnya memiliki. Tapi saat ini kurasakan sebagai
pihak yang kalah dan tersingkirkan.
Tuhan....
bolehkan aku tahu siapa jodohku..?
Agar jiwa
ini lebih tenang, jika ia jodohku maka akan ku pertahankan kaki ini dan siap
menanggung luka walau hati ini tercabik-cabik.
Tapi kalau
ia bukan jodohku maka akan lebih baik ku pergi karena jiwa ini sudah tak
sanggup lagi menerima sakitnya.
Jika aku
bukan terlahir sebagai laki-laki mungkin sudah lama aku menangis. Terima kasih
karena menciptakan kepribadianku yang tegar dan siap mematikan setiap rasa
sakit.
Untuk membuktikan
bahwa aku adalah lelaki yang kuat, aku siap menjaga dan menutupi
ketidaksempurnaanmu.
Ku tahu di
dunia ini kehidupan dibagi dalam tiga waktu, yaitu masa dulu, sekarang, dan
masa depan.
Kita tahu
bahwa masa lalu adalah hal yang telah dilalui jadi takkan perlu di pikirkan. Masa
kelam di masa lalu dianggap mimpi yang dilewatkan.
Masa sekarang
ya sekarang, masih memiliki keraguan yang membingungkan. Karena begitu banyak
pilihan sehingga menetapkan pilihan adalah peraduan yang tak kunjung habisnya.
Sedangkan masa
depan adalah waktu yang akan kita alami di kemudian hari. Pilihan yang baik
ataupun buruk ditentukan pada masa sekarang. Karena itulah masa depan adalah
taruhan yang tak kalah membingungkan. Masa depan seperti ketidakpastian karena
kita belum mengalaminya.
Disaat belum
merasa masa depan, dunia seakan-akan mau menipu kita. Aku tidak suka ditipu
begitu juga dengan dirimu. Benar memang jika dunia itu hanya sementara dan
penuh tipu daya. Kuharap kita berada di jalan dan pilihan yang tepat.
By: RaSyBa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar