Seumpama sebuah
lagu yang melantun lembut tapi menggetarkan jiwa
Lagu ini
mewakili hatiku yang kini gelisah tak tahu akan kemana
Aku kenal dia dalam
suatu masa
Dianya
tersenyum melambaikan tangannya
Kusayangi dia
dalam segalanya
Tapi kini ia
pergi entah kemana
Inilah kisah
sedih yang kualami
Hilangnya gadis
suci yang aku kasihi*
Tak tahu akan
kemana
Sama seperti
jiwa ini
Serba salah dan
merasa ditinggalkan
Menyeret-nyeret
kaki yang perlahan membantu
Membuang duka
dan mencoba menutupi diri ini dengan asa
Semilir angin
menghembuskan wajah
Mengikis sedikit
debu yang ku dapatkan selama perjalanan ini
Kala ini ku
lebih membutuhkan hujan
Karena saat
hujan ku takkan malu menangis diantaranya
Apa aku manusia
yang kotor sehingga dilupakan selama ini
Apa Tuhan punya
rahasia tersendiri untukku nanti
Sungguh pertanyaan
itu selalu ku nantikan jawabannya
Tapi kini ku
hanya bisa bersabar di balut kata kangen dan merindu
Kehidupanku bukannya
tanpa pendamping
Ada banyak wanita
yang dulu pernah merangkai mimpi denganku
Tapi banyak
pula yang dengan mudahnya pergi meninggalkanku
Hingga kini tak
satupun yang bertahan
Ada juga
beberapa wanita yang dekat denganku
Tapi mereka
sudah memiliki pasangannya masing-masing
Hingga ku
merasa hanya ku sendiri yang tanpa pendamping
Apakah dunia
mempermainkanku
Kan ku kenang
mereka semua
Terutama wanita
yang kini tetap tersenyum padaku
Yang tetap
menganggapku ada walau hanyalah sebuah hembusan angin
Saling memperhatikan
tapi tak bisa saling memiliki
Ya kisah ini
begitu klasik hingga ku sendiri merasa bosan dibuatnya
Jadi kini ku hanyalah
pengendara mimpi
Berjalan meraungi
hutan dan samudra
Masih mencari
apa yang artinya tetap hidup
Hingga nanti
saat perjalananku berhenti
Di sebuah
tempat yang namanya keluargaku sendiri
-RaSyBa-
*diambil dari
lirik Hilangnya Seorang Gadis – Erwin Gutawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar