Sumber : Kumpulan Khutbah
Sidang
Jum’at yang dimuliakan Allah SWT
Marilah
kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan cara menjalankan segala
perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya. Dan marilah kita kumandangkan salam dan
shalawat kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah mengantarkan kita menuju
keselamatan kehidupan dunia dan akhirat.
Sudah
menjadi kewajiban seorang muslim memiliki dua kesadaran, yakni kesadaran sebagai hamba Allah
Ta’ala dan kesadaran sebagai umat Muhammad Rasulullah SAW. Jika kesadaran itu hilang dari jiwa
seorang mukmin maka tindakan dan amalannya akan ngawur dan sembrono yang
mengakibatkan Allah Ta’ala tidak akan member ganjaran apapun, justru yang didapat hanyalah siksa.
Kesadaran
pertama, yakni kesadaran sebagai hamba Allah yang
kita tampakkan dalam setiap`aktifitas sehari-hari dalam bahasa agamanya disebut
izhar al-u’buudziiyyah sebagai missal menampakkan kehambaan kepada Allah. Contohnya jika kita mau makan,meskipun
padi kita tanam disawah kita sendiri, beras
kita masak sendiri, namun
ketika mau makan disunnahkan berdoa;
“Yaa
Allah berilah kami keberkahan darinya dan berilah kami makan darinya.
Berarti
Allah Ta’ala yang member rizki,bukan sawah atau lainnya. Begitu pula kita punya mobil atau
kendaraan lainnya, meskipun
kita membeli kendaraan dengan usaha sendiri, dengan
uang sendiri, namun ketika mau
mengendarai disunnahkan berdoa;
Itulah
contoh bahwa setiap saat kita harus nyatakn kehambaan kepada Allah Ta’ala, jika pernyataan itu hilang, maka alamat iman telah rusak dimuka bumi
ini dan akan hilang kemudian muncul kesombongan dan keangkuhan, hal ini telah terjadi pada zaman Nabi
Musa yang ketika itu penguasanya lalim dan sombong sehingga lupa akan status
sebagai hamba, bahkan si raja
itu begitu sangat sombongnya sampai ia memproklamirkan dirinya sebagai
tuhan,dia menyuruh kepada rakyatnya agar menyambah kepadanya. Dialah raja Fir’aun.
Kenyataan
di atas sudah tergambar pada zaman sekarang, begitu
banyak orang-orang modern yang seharusnya sebagai hamba Allah Ta’ala, namun banyak diantara mereka yang
mengalihkan penghambaan kepada harta, wanita
dan dunia. Setiap hari
dalam benak mereka hanya dijejali dengan berbagai macam persoalan dunia, mencari kenikmatan dan kepuasaan dunia
saja tanpa memperhatikan kepuasaan akhirat, padahal
kenikmatan akhirat lebih baik dari kenikmatan dunia, bahkan lebih kekal abadi.
Ihwan
Fillah Rahimakumullah
Allah
Ta’ala menciptakan manusia bukanuntuk menumpuk harta benda tapi Allah Ta’ala
menciptakan menusia dan jin hanya untuk menyembah kepadaNya.
“Dan
tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah
KepadaKu.”(Adz-Dzariyat:56)
Makna
penghambaan kepada Allah Ta’ala adalah mengesakannya dalam beribadah dan
mengkhususkan kepadaNya dalam berdoa, tentang
hal ini syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dalam bukunya Syarah Tsalasah
Usul, memaparkan persoalan penting yang harus
di ketahui oleh kaum muslimin;
“Pertama
adalah ilmu, yaitu mengenal
Allah, mengenal Rasul dan Dienul islam dengan
dalil dalilnya kedua mengamalkannya ketiga mendakwakannya.
Syaikh
Muhammad At-Tamimi dalam kitab Tauhid, memberikan
penjelasan bahwa ayat di atas, menunjukkan
keistimewaan Tauhid dan keuntungan yang diperoleh didalam kehidupan dunia dan
akhirat. Dan mrnunjukkan pula syirik dalah
perbuatan dzalim yang dapat membatalkan iman jika syirik itu besar,atau
mengurangi iman jika syirik asghar (syirik
kecil).
Akibat
buruk orang yang mencampuradukan keimanan dengan syirik disebutkan Allah
Ta”ala: ”Sesungguhnya Allah tidak mengampuni
dosa syirik tetapi Dia mengampuni segala dosa selain syirik itu bagi siapa yang
dikehendaki;”
“Barangsiapa
yang mati dalam keadaan menyembah selain Allah niscaya masuk kedalam Nereka.”
“Barang siapa menemui Allah Ta’ala (mati) dalam keadaan tidak berbuat syirik
sedikitpun pasti masuk surga,
tetapi
barangsiapa menemuinya (mati)
dalam keadaan berbuat syirik kepadaNya pasti masuk neraka.’
Ihwan
Fillah rahimakumullah.
Demikianlah
saharusnya, kaum muslimin
selalu sadar atas statusnya yaitu status kehambaan terhadap Aallah Ta’ala. Dan cara menghamba harus sesuai dengan
manhaj yang shohih tanpa terbaur syubhat dan kesyirikan.
Kesadaran
kedua sebagai ummat Rasulullah SAW kesadaran sebagai umat rasul, adalah menyadari bahwa amalan-amalan
kita akan diterima oleh Allah Ta’ala dengan syarat sdesuai sunnah Rasulullah
SAW.
Ihwan
Fillah Rahimakumullah
Ingatlah
banyak dari kaum muslimin,yang menyalkahi manhaj Rasulullah, dengan mengatasnamakan Islam. Misalnya mereka menyalah manhaj dakwah salafus shalih, contohnya berdakwah dengan musik, nada dan dakwa, sandiwara,fragmen, cerita-cerita, wayang dan lain-lain.
Demikianlah
kedua kesadaran itu harus diingat setiap saat karena merupakan sumber petunjuk
dalam kehidupan. Sebagai
akhir kata kami tutup dengan hadits;
“Aku
tinggalkan padamu dua perkara yang nkalian tidak akan tersesat apabila
berpegang teguh kepada keduanya yaitu kitabullah
dan sunnahku. Tidak akan
bercerai berai sehingga keduanya mengantarkanku ketelaga (disurga)” (Dishahikan
oleh al-albani dalam kitab shahihul jami)”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar