Senin, 14 Mei 2012

Hidup Bukan Untuk Gagal

Hidup bukan untuk gagal. Menang dan kaya adalah pilihan kehidupan. Didunia yang sempit dan sesak ini, tak ada tempat untuk manusia kalah dan pengecut. Berbicara tentang kegilaan untuk menang dan kaya, maka itu merupakan rangkaian waktu yang berawal dari ketekadan yang kuat dari seorang hitler, seorang anak yatim piatu pengemis yang mengikuti relawan militer, hingga mengantarkan ia menjadi pemimpin paling berpengaruh di dunia.

tetapi bukan hitler yang akan kita bahas.
Tetapi tentang seorang yang menjilat pada kemenangan dan kepopuleran, atau yang kita sebut sebagai positivisme. Dan aku adalah salah satu penganutnya. Aku adalah pemenang. dalam fikiranku tidak ada tempat untuk memberi jalan kepada orang lain agar menang mudah dari aku. Perubahan adalah ludah diri. Tanpa diri maka tak akan ada perubahan. Kita harus meludah, mulailah dari ludahi diri sendiri ketika ingin menang, maka kemenangan dalam dirimu harus mencul dulu, sebab kemenangan bukanlah rezeki yang langsung turun dari langit.
Bukan pula warisan dari keluarga. Pengecut adalah babu dewa. hanya dewa asli saja yang bisa menguasai manusia. Dewa asli yang tak pernah mengeluh keberhasilan yang akan diraih harus berdasar pada pondasi awal dengan konsekuensi bahwa persoalan kemenangan adalah persoalan yang akan banyak memakan hati. Sehingga mengeluh dalam kegagalan menuju keberhasilan bukanlah kamus seorang "dewa", karena dewa yang asli tak pernah mengeluh untuk berhasil, ibarat dewa matahari yang sukses tanpa pernah mengeluh.

Satu kata yang pasti: Dunia ini adalah dunia realitas. dalam realitas hanya ada dua yang pasti, hidup dan mati maka suatu saat seorang pemenang pasti akan mati, meninggalkan hasil kemenangannya dan biarkan orang lain yang menikmati kemenangan itu. Sang pemenang hanya mendapat ampas perjuangannya, yaitu nama besar dan kehormatan.

Sumber: Kisah-kisah Motivasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar