By: RaSyBa
Apakah kita menyadari saat terlalu mengidolakan
seseorang, tanpa mengenal baik atau buruknya itu, kita tanpa sengaja meniru
penampilan dan aksesoris dari idola kita. Saat kita melakukan hal tersebut,
kita merasa bangga. Kita merasa jika berhasil meniru orang tersebut kita telah
mendapatkan keberuntungan.
Tapi tahukah kita saat kita berhasil melakukannya, kita
akan kehilangan sesuatu yang penting?. Kita kehilangan diri kita sendiri.
Karena dengan meniru orang lain, kita membuang jati diri kita. Yang kita tiru dari
idola kita hanyalah penampilan luarnya. Penampilan luar tidak mesti menunjukkan
kepribadian seseorang.
Dalah surat Al-Hasr ayat 59, Allah berfirman yang
artinya:”dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu
Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah
orang-orang yang fasik”.
Ingatlah kita adalah pribadi yang unik, Tuhan tidak
menciptakan satu orang sama dengan lainnya. Anda adalah anda, tidak ada kopian
diri anda di dunia ini. Anda adalah keunikan kepribadian itu sendiri.
لا لا لا نحتاج
المال، كي نزداد جمالا، جوهرنا هنا، في القلب تلالا
La la, La nahtajul ma-la, Kai nazdada jama-la, Jauharna
huna, Fi qalbi talala,
“Tidak tidak, Kita
tidak perlu kekayaan dalam rangka meningkatkan keindahan, Esensi
kita di sini, di dalam hati kita bersinar.”
لا لا نرضي الناس
بما لا، نرضاه لنا حالا، ذاك جمالنا، يسمو يتعالى
La la, Nurdhin
nasi bima-la, Nardhohu la na ha-la, Za-ka
jamaluna, Yasmu yataa’la
“Tidak tidak, Kita tak perlu
memandang pandangan orang lain untuk apa yang tidak ada, yang tidak sesuai
dengan kita. Itulah kecantikan kita, semakin bertambah sampai ke atas”
Untuk meningkatkan
keindahan, jadilah diri kita sendiri. Kita harus menerima perubahan yang
terjadi pada orang lain dan dunia di luar kita. Tapi kita tidak akan meniru
orang lain dengan begitu mudahnya. Kita hanya meniru apa yang kita rasa layak
untuk diri kita. Kita takkan meniru sepenuhnya. Kita akan tetap bergaul dengan
orang lain, karena dengan bergaul kita dapat bersosialisasi dan dapat mengenal
karakter dan sifat orang yang ada di sekitar kita.
Jangan takut saat orang
lain mengatakan “kenapa kita tidak ikut-ikutan?”. Jawab saja bahwa inilah saya,
saya tidak perlu menjadi orang lain untuk menjadi terkenal. Dengan kemampuan
saya sendiri, orang-orang yang akan mengenal saya. Saya yakin dengan pilihan
saya. Karena saya lahir sebagai pemenang bukan sebagai pengikut. Sayalah sang
raja, saya bukan bidak.
Allah juga berfirman dalam
surat Al Hujurat ayat 13, yang artinya:”Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.
كن أنت تزدد
جمالاً
Kun anta tazdada jamala
“Jadilah diri kamu sendiri, pasti kan menambahkan kecantikan diri yang
telah ada”
Karena itu saat kita telah
memutuskan tetap menjadi diri sendiri, kita harus memiliki kepribadian yang
kuat. Pribadi pantang menyerah dan selalu haus akan perilaku yang lebih baik
dari yang lain. Saat kita dituntut agar mencapai target, maka kita harus membuktikan
bahwa kita memang bisa melakukannya. Karena saat kita ingin mengubah dunia,
maka kita harus membuat orang lain meyakini bahwa kita memang mampu
melakukannya.
Dalam salah satu hadits
yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah berkata “barang siapa yang hari ini
sama saja dengan kemarin, merugilah dia. Jika hari ini lebih buruk dari
kemarin, dia celaka. Dan beruntunglah bila hari ini lebih baik dari kemarin”.
Saya yakin kita semua
bukanlah pemalas, kita adalah pribadi yang selalu ikhtiar dan istiqomah dalam
jalan kebaikan. Jadi, canamkan di dalam hati dimulai dari sekarang “Yeah...
SAYA BISA”.
*Terinspirasi dari Lagu Humood
Alkhudher - Kun Anta
izin kami muat di bullatin dakwah....
BalasHapussyukron