Minggu, 14 Mei 2017

Foto: Bukit Kukus (5-7 Mei 2017)






Cerpen: Cinta Sejati

Hari itu terik matahari bersinar lebih terang dari biasanya, tak tampak satupun awan yang hadir untuk menutupinya. Sudah beberapa hari ini langit bak kanvas biru tanpa noda, yang menandakan musim panas akan segera tiba. Di balik ranting pepohonan para tupai melompat-lompat kesana kemari tak menghiraukan terik mentari, rimbunnya pepohonan menjauhkan mereka dari panas. Para tupai tidak peduli bahwa sebentar lagi musim kemarau kan datang, air akan menjadi barang rebutan para mamalia, air di ladang akan menyusut dengan banyaknya, ikan-ikan akan bermigrasi ke tempat yang lebih dalam, semua itu tidak masalah bagi para tupai asal cadangan makanan cukup untuk beberapa bulan kedepan.
Di sudut jalan ada sesosok gadis yang berlari dan tak sengaja menyenggol kaleng yang tergeletak di pinggir jalan, sontak mengagetkan para tupai yang bermain di pepohonan. Gadis tersebut adalah Astrid, dia berlari dan terus berlari seakan-akan menjauh dari sesuatu di belakangnya, walau tak ada yang mengejarnya. Tampak air mata menetes lembut diantara kedua matanya yang cantik.
Dua tahun yang lalu.
Namanya Astrid, salah satu wanita tercantik di kampus. Banyak yang jatuh hati padanya, sosoknya yang ramah dan mudah bergaul membuatnya jadi incaran pria untuk mendapatkan hatinya. Memang benar cinta itu adalah sebuah misteri, dari sekian banyak pria yang berusaha tak ada satupun yang mampu menggetarkan hati gadis cantik ini. Baik yang kaya maupun yang tampan, belum ada yang berhasil merebut perhatian Astrid.