Minggu, 11 Maret 2012

Metode Mengajar Pendidikan Islam


Tipe : ASLI COPY PASTE
Posted by starawaji pada Mei 2, 2009
Kata metode secara estimologis merupakan arti dari bahasa yunani, yang merupakan gabungan dari kata meta yang bisa diartikan sebagai “melalui” dan kata hodos yang bisa diartikan sebagai “jalan yang dilalui” dalam setiap konsep yang dikemas dalam semua pendidikan, metode pendidikan adalah alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebenarnya dalam kamus besar bahasa Indonesia metode diartikan sebagai “cara yang teratur dan terpikir baik untuk mencapai maksud dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya atau jiga dapat diartikan sebagai cara kerja yang bersistem untuk mudah dalam pelaksanaan suatu kegiatan gunamencapai suatu tujuan yang ditentukan” Metode dalam mengajar yang di ungkapkan oleh Roestiyah N.K adalah sebagai teknik penyajian yang dikuasasi guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa didalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa dengan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode mengajar pendidikan Agama Islam adalah cara sistematis dan terencana yang digunakan untuk melakukan suatu pengajaran dalam pendidikan Agama Islam untuk dapat mencapai hasil yang maksimal dari tujuan yang telah ditentukan. Metode pendidikan Agama Islam sebenarnya bertujuan untuk menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran Islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran anak didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran Agama Islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar anak didik secara mantap disamping bermanfaat untuk mengantarkan tercapainya tujuan pendidikan yang di cita-citakan. Metode pendidikan dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka metode ini mempunyai dua fungsi ganda, yaitu fungsi bersifat polipragmatis dan monopragmatis. Polipragmatis berfunsi apabila metode tersebut mengandung kegunaan yang serba ganda(multipurpose), misalnya suatu mode tertentu pada suatu situasi dan kondisi tertentu dapat digunakan untuk merusak, da pada kondisi yang lain dapat dipergunakan untuk membangun dan memperbaiki. Kegunaannya dapat bergantung pada si pemakai atau pada corak, bentuk, dan kemampuan dari metode sebagai alat. Sedangkan fungsi manopragmatis terjadi bilamana metode mengandung suatu macam kegunaan untuk satu macam tujuan. Penggunaan metode mengandung implikasi bersifat konsisiten, sistematis, dan makna menurut kondisi sasarannya, mengingat sasaran metodenya adalah manusia, sehingga pendidik dituntut untuk berhati-hati dalam penerapannya. Ada banyak metode yang dikemukakan oleh para ahli dengan berbagai sebutan, diataranya: 1. Maw`izhah (ceramah) 2. Kitabah (tulisan) 3. Hiwar (dialog) 4. Al-as`ilah wa al-ajwibah (Tanya jawab) 5. Al-niqashy (diskusi) 6. Al-mujadalah (debat( 7. Brain strorming 8. Al-qishash (bercerita) 9. Al-amstal (metafora) 10. Karya wisata 11. Al-qudwah (imitasi) 12. Uswatun hasanah 13. Al-tathbiq (demontrasi dan dramatisasi) 14. Game and simulation (permainan dan simulasi) 15. Al-mumarasat al-amal (drill) 16. Inquiry 17. Discovery 18. Micro teaching 19. Modul belajar 20. Independent study (belajar mandiri) 21. Eksprimen 22. Kerja lapangan 23. Case study 24. Targhib wa tarhib (janji dan ancaman) 25. Al-tsawab wa al-`iqab (anugrah dan hukuman) 26. Musabaqah (kompetisi).

Metode Pengajaran Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Dasar

Dalam mengajar guru harus mengetahui tentang kriteria dalam menggunakan metode mengajar sehingga ia akan lebih mudah dalam memilih metode. Pemilihan metode mengajar ini disesuaikan dengan bahan pelajaran, situasi dan kondisi dan lainnya. Seorang guru yang menggunakan metode mengajar secara bervariasi hendaknya dapat mengajak siswa untuk terlibat aktif dalam belajar, sehingga siswa tersebut lebih mudah memahami pelejaran tersebut.

Metode mengajar memegang peranan penting dalam mencapai tujuan atau keberhasilan pengajaran. Seorang guru akan berhasil dalam tugas mengajar, bila dengan metode atau teknik yang digunakannya ia mampu memotivasi serta memancing daya dan gairah belajar murid-muridnya.

Menurut Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany dalam Falsafah Tarbiyah Al-Islamiyah mengungkapkan bahwa guru yang berjaya adalah yang menjadikan metode dan teknik pengajarannya sebagai pendorong bagi kegiatan murid-muridnya, dan menjadi penggerak bagi motivasi-motivasi dan kekuatan pengajaran yang terpendam pada diri murid-muridnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan yang berhubungan dengan metode yaitu :
1. Metode hanyalah salah satu jalan atau cara yang digunakan oleh guru dalam mengajar dan bukan tujuan.
2. Tidak ada satu metode yang paling baik.
3. Metode yang sesuaipun belum menjamin hasil yang baik secara otomatis.
4. suatu metode yang baik bagi seorang guru belum tentu baik bagi guru lain.
Dengan demikian metode pengajaran bersifat dinamis, agar dapat memilih dan memakai metode yang tepat, harus selalu di adakan penelitian dan evaluasi secara terus menerus.Faktor-faktor yang mendasari pemilihan dan penggunaan metode yaitu :
1. Metode sesuai dengan tujuan pengajaran.
2. Metode sesuai dengan jenis-jenis kegiatan yang tercakup dalam pengajaran.
3. Metode menarik perhatian murid.
4. Sesuai dengan kecakapan guru.12
Di samping itu ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode yaitu : tujuan intruksional, keadaan murid, situasi dan kondisi, fasilitas yang tersedia dan kebaikan atau kelemahan suatu metode.13Metode berhubungan erat dengan tujuan pengajaran dan situasi pembelajaran, dalam pemilihan metode harus memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :
1. Metode dapat membangkitkan motifasi, Minat dan gairah belajar murid.
2. Metode menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid.
3. Metode memberikan kesempatan bagi ekspresi yang kreatif bagi murid.
4. Metode merangsang keinginan murid belajar lebih lanjut.
5. Mendidik murid dalam teknik belajar sendiri.
6. Menanamkan nilai-nilai dan sikap utama.14
Beberapa metode pengajaran yang dimungkinkan dapat dipergunakan dalam pengajaran agama Islam yaitu : Metode ceramah, metode diskusi, metode resitasi ( pemberian tugas ), metode demonstrasi, metode kerja kelompok, metode sosiodrama, metode tanya jawab dan metode proyek.15 Beberapa metode tersebut memiliki kelemahan dan kelebihan.Metode yang sering digunakan dalam penyampaian materi pendidikan agama Islam antara lain :
1. Metode Ceramah
Metode ceramah ialah cara mengajar dengan penuturan secara lisan tentang suatu bahan pelajaran yang telah ditetapkan dan dapat menggunakan alat-alat pembantu seperti gambar, potret, barang tiruan, film dan sebagainya. Jelaslah bahwa pada metode ini aktifitas ditekankan pada guru, maka guru harus mampu memilih kata-kata sedemikian rupa sehingga dengan suara yang cukup terang dapat dimengerti dan menarik perhatian siswa. Adapun siswa dalam metode ini adalah pasif, mendengarkan dengan teliti dan mencatat agar dapat mengambil kesimpulan tanpa memikirkan bahwa ada masalah dalam pelajaran tersebut.6
a. Keunggulan metode ceramah
• Suasana kelas berjalan dengan tenang karena peserta didik melakukan aktifitas yang sama , sehingga pendidik dapat mengawasinya sekaligus
• Tidak membutuhkan tenaga banyak dan waktu yang lama, dengan waktu yang singkat peserta didik dapat menerima pelajaran sekaligus
• Pelajaran dapat dilaksanakan dengat cepat, karena dengan waktu yang singkat dapat diuraikan bahan yang banyak
• Organisasi kelas sangat sederhana karena tidak membutuhkan alat-alat yang begitu banyak
b. Kelemahan metode ceramah
• Guru tidak dapat mendapatkan kepastian daya serap siswa terhadap materi pelajaran.
• Dalam diri murid kemungkinan dapat berbentuk konsep-konsep lain dari kata-kata yang dimaksudkan.
• Murid cenderung pasif, sehingga sulit mengembangkan kecakapan guna mengeluarkan pendapatnya sendiri
• Murid sukar mengkonsentrasikan perhatianMetode ceramah ini banyak digunakan oleh para Rasul dalam menyampaikan dakwahnya. Hal ini dapat kita lihat misalnya sebelum Nabi Musa as. Menjalankan misi dakwahnya, beliau berdo’a sebagaimana dalam surat Thaha ayat 25-28.Yang Artinya : “Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku. Dan mudahkanlah untukku urusanku. Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku. Supaya mereka mengerti perkataanku “ ( Q.S.Thaha : 25-28 )
2.Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab ialah menyampaikan bahan pelajaran dengan jalan guru bertanya dan siswa menjawab pertanyaan guru. Pada umumnya metode ini sebagai selingan dalam proses belajar mengajar, dalam metode ini paling tidak ada dua hikmah, yaitu :
a. Memberikan kesempatan bertanya yang mengandung latihan keberanian bertanya.
b. Sebagai salah satu teknik untuk mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar. Dengan demikian terbuka pintu jalur dua arah yaitu dari guru kepada siswa dan sebaliknya.
Metode tanya jawab adalah salah satu teknik untuk mengajar yang dapat membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam metode ceramah. Guru dapat memperoleh gambaran sejauh mana siswa dapat mengerti dan dapat mengemukakan apa yang telah diceramahkan.
Melalui ceramah biasanya siswa kurang mencurahkan perhatiannya, tetapi mereka akan berhati-hati terhadap pelajaran yang diajarkan melalui metode tanya jawab sebab sewaktu-waktu mereka akan mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru kepadanya.
Metode tanya jawab dapat dipakai oleh guru untuk menetapkan secara umum apakah siswa yang mendapatkan giliran untuk menjawab pertanyaan sudah dapat memahami materi pelajaran yang telah dipelajari. Metode tanya jawab mempunyai peranan sangat penting dalam proses belajar mengajar, pertanyaan yang tersusun teratur dan terarah dengan teknik pengajaran yang tepat akan dapat ;
a. Meningkatkan partisipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar
b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu bagi murid terhadap masalah yang diberikan.
c. Mengembangkan pola berfikir dan belajar lebih aktif bagi murid.
d. Menentukan perhatian bagi murid terhadap masalah yang sudah dibahas.8Sering kali metode mengajar yang digunakan tidak hanya melalui guru yang senantiasa berbicara, tetapi juga mencakup jawaban pertanyaan-pertanyaan yang menyumbang ide-ide dari pihak murid.9
Dengan melaksanakan metode tanya jawab, pertanyaan dapat diajukan oleh guru atau siswa, dengan kata lain guru bertanya siswa menjawab dan siswa bertanya guru menjawab. Metode tanya jawab mempunyai kelebihan dan kelemahan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Drs. Mansyur dalam buku Metodologi Pendidikan Agama, kelebihan metode tanya jawab yaitu :
a. Guru dengan segera dapat mengetahui materi pelajaran yang belum dikuasai oleh murid.
b. Baik sekali untuk melatih murid agar berani mengembangkan pendapatnya dengan lisan secara teratur.
c. Murid dapat menanyakan langsung kepada guru tentang bahan pelajaran yang sulit dikuasai
d. Suasana kelas akan hidup, karena aktif berpikir dan menyampaikan pikirannya dengan berbicara dan murid bertanya atau memberikan penjelasan.10
Adapun kelemahan metode tanya jawab antara lain sebagai berikut :
a. Waktu yang dipergunakan kadang-kadang tidak sesuai dengan hasil yang diperoleh, karena jika terjadi perbedaan pendapat akan lama menyelesaikannya.
b. Bisa menimbulkan penyimpangan pokok bahasan bila terjadi jawaban yang menarik perhatian tetapi bukan merupakan sasaran yang menjadi tujuan.
c. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dari beberapa aspek tidak menggambarkan keseluruhan.11
3. Metode Diskusi
Yaitu metode pengajaran melalui kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah untuk mengambil kesimpulan. Dengan metode ini diharapkan keaktifan, kearifan serta kemampuan peserta didik dalam bertanya, komentar, saran serta jawaban yang dibawah koordinasi pengawasan pendidik melalui proses belajar mengajar guna mencapai tujuannya.
a. Keunggulan metode diskusi, yaitu :
• Suasana kelas akan hidup, sebab peserta didik mengarahkan pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan
• Dapat menaikkan prestasi kepribadian individu seperti toleransi, demokratis, kritis, berfikir sistematis, sabar dan sebagainya
• Kesimpulan-kesimpulan diskusi mudah dipahami peserta didik, karena mereka mengikuti proses berfikir sebelum pada kesimpulan
• Melatih peserta didik untuk berfikir matang sebelum mengemukakan pikiran atau pendapatnya kepada umum.
b. Kelemahan metode diskusi, yaitu :
• Sering terdapat sebagian peserta didik tidak aktif
• Sulit menduga hasil yang akan dicapai karena waktunya terlampau banyak
• Sering sebagai adu kemampuan dan pelampiasan emosi personal atau kelompok, bila pendidikkurang menguasai masalahnya. Dalam ajaran Islam banyak menunjukkan pentingnya metode diskusi dipergunakan dalam pendidikan agama sebagaimana Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 159 yang Artinya : “ ... dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu ....“ ( Q.S.Ali Imran : 159 )12
4. Metode Pemberian Tugas ( Resitasi )
Yaitu cara mengajar yang dicirikan oleh adanya kegiatan perencanaan antara siswa dengan guru mengenai suatu persoalan atau problema yang harus diselesaikan dan dikuasai oleh peserta didik dengan jangka waktu tertentu yang disepakati bersama antara peserta didik dengan pendidik.
a. Keunggulan metode penugasan yaitu :
• Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri.
• Baik sekali untuk mengisi waktu yang luang dengan masalah yang konstruktif .
• Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dan bekerja dalam suasana yang merdeka dan demokratis
• Membiasakan siswa untuk belajar meskipun tanpa pengawasan.
b. Kelemahan metode penugasan, yaitu :
• Sering tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa dikerjakan oleh orang lain sehingga siswa tidak tahu menahu tentang tugas tersebut.
• Apabila tugas tugas terlalu sering diberikan , ketenangan mental mereka akan terganggu
• Sukar memberikan tugas yang memenuhi dan sesuai dengan perbedaan masing-masing individu
• Sering sekali siswa menyalin atau meniru pekerjaan teman-temannya tanpa belajar.13
5. Metode Demontrasi
Yaitu suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal digantikan dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau benda. Metode ini digunakan bila ingin memperlihatkan bagaimana sesuatu harus terjadi dengan cara yang paling baik.
a. Kelebihan metode demontrasi :
• Membantu siswa untuk memahami dengan jelas suatu proses dengan penuh perhatian
• Memudahkan berbagai jenis penjelasan
• Menghindari verbalisme
• Memberikan keterampilan tertentu
b. Kelemahan metode demontrasi :
• Membutuhkan waktu yang cukup banyak, sehingga mata pelajaran yang lain kemungkinan bisa terganggu
• Tidak efektif bila terbatasnya sarana
• Terlalu sering mengadakan bisa menghalangi proses berfikir dengan gaya abstraksinya
• Sukar dilaksanakan bila peserta didik tidak hadir sebagian.Metode ini sering digunakan pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dalam menerangkanatau menjelaskan tentang cara mengerjakan suatu ibadah seperti shalat, berwudhu, haji dan sebagainya.

 

Hakekat MKP PAI

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN KEGUNAAN METODIK KHUSUS PENGAJARAN AGAMA ISLAM
A. PENGERTIAN
Untuk memudahkan memahami apa yang dimaksud dengan Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam , marilah kita lihat dari taksonomi disiplin ilmu didaktik.Didaktik (Ilmu mengajar) dapat dikelompokkan menjadi :
a. Didaktik Umum, yaitu ilmu yang membicarakan azas-azas atau teori umum mengajar. Atau sering diistilahkan dengan ilmu pembentukan umum maksudnya teori-teori tentang pembentukanrohani pada umumnya, teori-teori yang di dalamnya dikemukakan dan jugadipertanggungjawabkan bagaimana pada umumnya cara mengajar dan karenanya pula menyuruhbelajar secara sistematis.
Dalam didaktik umum ada dua hal pokok yang dibicarakan :
1) masalah minat dan perhatian
2) masalah kerja sendiri rohani dan jasmani
b. Didaktik Khusus atau Metodik atau juga disebut Didaktik Praktis, yaitu ilmu yang berbicara tentang masalah metode mengajar secara teoritis dan praktis.Metodik ini dibagi lagi menjadi :
1) Metodik Umum, yaitu ilmu yang membicarakan tentang metode-metode mengajar pada umumnya
2) Metodik Khusus, yaitu ilmu yang membicarakan metode-metode mengajar secara khusus untuk Mata Pelajaran.
Dari sini dapat dimengerti bahwa Metodik Khusus adalah ilmu yang membicarakan tentang metode-metode bagaimana mengajarkan suatu Mata Pelajaran, karenanya dapat juga disebut Metodologi Pengajaran PAI.
Karena didalam Metodik Khusus ini membicarakan tentang bagaimana mengajarkan Mata Pelajaran suatu Mata Pelajaran, yang tentunya tidak khusus berbicara tentang metode, tapi menyangkut rencana pembelajaran secara keseluruhan, maka Metodik juga bisa disebut sebagai ilmu yang berbicara tentang teori-teori membuat lesson plan. Sifatnya masih umum untuk semua mata pelajaran.
Dia akan khusus manakala tertuju pada mata pelajaran tertentu, seperti Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, maksudnya ia hanya berbicara tentang kumpulan teori membuat lesson plan pengajaran MP. Pend. Agama Islam.Pada dasarnya teori yang dibicarakan dalam MKPAI adalah juga yang dibicarakan di dalam Metodik Khusus tapi disesuaikan dengan sifat-sifat khas MP PAI.
B. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, adalah :
1. Pengertian, Ruang Lingkup dan Kegunaan MKP PAI
2. Historis dan Dasar pelaksanaan PAI
3. Tujuan Pengajaran PAI
4. Aspek, Kriteria dan Nilai Pengajaran Pendidikan Agama Islam
5. Metode-metode Pengajaran PAI pada Sekolah Umum, yang meliputi 7 pokok Materi PAI, yaitu keimanan, akhlak, Qur’an dan Hadits, ibadah, syari’ah, tarikh, dan Baca Tulis Al Qur’an
6. Metode-metode Pengajaran PAI pada Madrasah yang terbagi dalam 5 Sub Mata Pelajaran PAI, yaitu Akidah Akhlak, Qur’an Hadits, Fikih, SKI dan Bahasa Arab
7. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam terpadu
C. KEGUNAAN MKP PAI
Setelah mempelajari Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, diharapkan dapat berguna dalam:
1. memahami Pengertian, Ruang Lingkup dan Kegunaan MKP PAI, Historis dan Dasar pelaksanaan PAI, Tujuan Pengajaran PAI, Aspek, Kriteria dan Nilai Pengajaran Pendidikan Agama Islam
2. Memiliki pemahaman tentang Metode-metode Pengajaran PAI pada Sekolah Umum, yang meliputi 7 pokok Materi PAI, yaitu keimanan, akhlak, Qur’an dan Hadits, ibadah, syari’ah, tarikh, dan Baca Tulis Al Qur’an
3. Memiliki pemahaman tentang Metode-metode Pengajaran PAI pada Madrasah yang terbagi dalam 5 Sub Mata Pelajaran PAI, yaitu Akidah Akhlak, Qur’an Hadits, Fikih, SKI dan Bahasa Arab
4. Memiliki pemahaman tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam terpadu

DASAR-DASAR PERTIMBANGAN PEMILIHAN METODOLOGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
I. Latar Belakang
Suatu hari seorang nelayan di pinggir sungai Musi, Palembang ingin sekali menikmati pindang ikan. Dengan niatnya itu, si nelayan lalu bergegas mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk menangkap ikan seperti ; pancing, jaring dan boom ikan. Disini nelayan itu harus menentukan alat apa yang harus digunakan menangkap ikan agar tangkapannya banyak dan segar-segar. Setelah ditimbang-timbang alat yang tepat untuk digunakan menangkap ikan, si nelayan memilih jaring karena dengan menggunakan jaring pastinya ikan yang di dapat lebih banyak dibandingkan dengan pancing dan tidak berbahaya dibanding menggunakan boom serta penggunaan jaring tidak banyak menghabiskan waktu / lebih efisien. Singkat cerita pada sore harinya si nelayan itu pun berhasil mendapatkan banyak ikan, memindangnya dan sebagiannya untuk dijual.
Sengaja ilustrasi di atas kami tampilkan dalam makalah ini sebagai penegasan bahwa seseorang harus memiliki keterampilan dan kepandaian mensiasati suatu tujuan yang ingin dicapainya agar tepat sesuai dengan yang diinginkan. Seorang guru yang merupakan salah satu komponen manusiawi di bidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, salah satu peran seorang guru adalah menjadi fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar, guru harus menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedimikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar-mengajar akan berlangsung secara efektif.
Proses belajar dewasa ini menuntut seorang guru memiliki keterampilan atau metode yang beragam agar proses belajar tersebut menyenangkan dan mampu mengembangkan kemampuan muridnya. Metode merupakan hal yang lebih penting dari materi yang akan diajarkan. Menurut DR. Ahmad Tafsir, metode adalah cara yang paling tepat dan cepat, kata “cepat dan tepat disini sering diungkapkan dengan ungkapan efektif dan efisien. Di sini seorang guru harus memilih cara yang efektif dan efisien dalam mentransformasi dan mengembangkan pengetahuan muridnya dan metode dalam pembelajaran agama Islam adalah cara yang efektif dan efisien dalam mengajarkan agama Islam itu sendiri. Pengajaran yang efektif artinya pengajaran yang dapat dipahami murid secara sempurna, dalam hal ini ialah pengajaran yang berfungsi pada murid. “Berfungsi” artinya menjadi milik murid, pengajaran itu membentuk dan mempengaruhi pribadinya. Adapun pengajaran cepat adalah pengajaran yang tidak memerlukan waktu yang lama, artinya pengajaran tersebut difasilitasi alat–alat pembelajaran yang dapat mempermudah pemahaman murid terhadap materi yang diajarkan.
Agar metode yang digunakan terasa nyaman, menyenangkan di dalam proses pembelajaran dan membuat para murid selalu bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), seorang guru (PAI) haruslah memiliki dasar-dasar pertimbangan sebelum menggunakan suatu metode. Makalah ini membahas dasar-dasar pertimbangan ketika akan memilih suatu metode di dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.
II. Pembahasan
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan seorang guru di dalam menggunakan suatu metode pembelajaran, yaitu; tujuan, peserta didik, bahan pelajaran, fasilitas, situasi,partisipasi, guru, kebaikan dan kelemahan metode tertentu. Sama halnya dengan faktor di atas, Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar Mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan mengaplikasikan metode pengajaran: 1). Tujuan yang hendak dicapai, 2) Kemampuan guru, 3) Anak didik, 4) Situasi dan kondisi pengajaran di mana berlangsung, 5) Fasilitas yang tersedia, 6) Waktu yang tersedia, 7). Kebaikan dan kekurangan sebuah metode.
1. Tujuan yang hendak di capai
Setiap orang yang mengerjakan sesuatu haruslah mengetahui dengan jelas tentang tujuan yang hendak di capainya. Demikian juga setiap pendidik atau guru yang pekerjaan pokoknya mendidik dan mengajar harus mengerti dengan jelas tentang tujuan pendidikan. pengertian akan tujuan pendidikan ini mutlak perlu sebab tujuan itulah yang menjadi sasaran dan dan menjadi pengarah daripada tindakan-tindakanya dalam menjalan fungsinya sebagai guru disamping menjadi sasaran dan menjadi pengarah, tujuan pendidikan dan pengajaran juga berfungsi sebagai pemilihan dan penentuan alat-alat (termasuk metode) yang digunakan dalam mengajar.
Menurut Abu Ahmadi mengatakan bahwa tahap-tahap tujuan pendidikan Islam meliputi:1. tujuan tertinggi, 2. tujuan umum 3. tujuan khusus, 4. tujuan sementara. Dalam tujuan pendidikan Islam, tujuan tertinggi atau terakhir ini pada akhirnya sesuai dengan tujuan hidup manusia, dan perannya sebagai makhluk ciptaan Allah, yaitu: 1 menjadi hamba Allah (Q.S Az- Zariat: 56), 2 mengantarkan peserta didik menjadi khalifah fi al-Ardh (Q.S. 2 ; 20), 3 untuk memperoleh kesejahteraan, kebahagiaan hidup di dunia sampai akhirat, baik individu maupun masyarakat (Q.S Al Baqarah : 21 dan Al-Qashash : 77).
Tujuan umum itu perlu dijabarkan menjadi tujuan khusus atau yang disebut Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) sebab dengan demikian guru akan mendapatkan yang jelas tentang apa yang hendak di capainya itu dan guru dapat mempersiapkan alat-alat apa yang akan di pakainya serta metode yang tepat yang akan digunakannya. Ditegaskan lagi oleh Melvin L. Silberman, Guru yang menginginkan pembelajaran bidang studinya berjalan aktif, maka guru harus mengetahui kebutuhan dan harapan siswa dalam bidang studi yang akan dipelajari, sehingga dengan mengetahui tujuan siswa maka pembelajaran aktif akan terwujud. Hal ini dapat guru tanyakan pada awal pembelajaran, “apa yang dibutuhkan oleh siswa pada bidang studinya?”. Dengan demikian siswa akan aktif dikarenakan kebutuhannya akan bidang studi yang dipelajarinya dipenuhi.
2. Peserta Didik.
Para peserta didik merupakan faktor yang tak kalah penting yang harus dipertimbangkan oleh guru dalam memilih metode mengajar. Ini sebab metode mengajar itu ada yang menuntut pengetahuan dan kecekatan tertentu misalnya; metode diskusi menuntut pengetahuan yang cukup banyak supaya pesarta diskusi dapat mengetahui serta menilai benar atau salahnya suatu pendapat yang dikemukakan peserta lain dan penguasaan bahasa serta keterampilan dalam mengemukakan pendapat. Menurut Basyiruddin Usman, perbedaan karakteristik siswa dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan sosial ekonomi, budaya, tingkat kecerdasan, dan watak mereka yang berlainan antara satu dengan yang lainnya, menjadi pertimbangan guru dalam memilih metode apa yang baik digunakan.
Semakin tinggi jenjang pendidikan peserta didik semakin sederhana metode yang kita gunakan. Sebaliknya semakin rendah jenjang pendidikan peserta didik semakin bervariasi metode yang digunakan. Untuk pendidikan dasar lebih diutamakan metode yang melibatkan psikomotorik dan afektif (seperti demonstrasi, simulasi, peragaan, kerja praktik dan sejenisnya), sedangkan pada pendidikan tinggi lebih diutamakan metode yang melibatkan aspek kognitif (diskusi, seminar, studi kasus, dll). Namun tidak menutup kemungkinan setiap metode digunakan di semua jenjang pendidikan.
3. Bahan Pelajaran.
Bahan pelajaran yang menuntut kegiatan penyelidikan oleh peserta didik hendaklah disajikan melalui metode unit/metode proyek. Apabila bahan pelajaran mengandung problem-problem harus disajikan melalui metode-metode pemecahan masalah. Bahan pelajaran yang berisi fakta-fakta dapat disajikan misalnya melalui metode ceramah, sedangkan bahan pelajaran yang terdiri dari latihan-latihan misalnya keterampilan–keterampilan disajika melalui metode drill, dan sebagainya.
Jenis materi pelajaran (kognitif, psikomotorik, afektif), setiap guru terlebih dahulu harus mengenali kecenderungan materi yang akan diajarkan, metode materi yang cinderung dominan pada kognitif akan berbeda dengan metode materi yang dominan pada psikomotorik dan afektif.
4. Fasilitas
Yang termasuk dalam faktor fasilitas ini antara lain adalah praga, ruang waktu, buku-buku, perpustakaan, kerapatan tempat dan alat-alat praktikum, fasilitas ini turut menentukan metode mangajar yang akan di pakai oleh guru. Pengaruh fasilitas dan pemilihan serta penentuan metode ini ternyata dalam situasi di mana metode Demonstrasi dan Ekperiment tidak dapat dipakai karena tidak tersedianya alat-alat dan bahan-bahan untuk mengadakan demontrasi dan eksperimen /percobaan.
Dalam proses pembelajaran, lingkungan fisik dalam kelas dapat mendukung atau menghambat kegiatan belajar aktif. Di sini guru dapat mengubah tata letak bangku dan meja agar proses pembelajaran lebih menyenangkan dan menantang, suatu tata letak bangku yang beda dari biasanya akan akan membantu siswa dalam mengingat materi yang diajarkan pada saat itu. Melvin L Silberman memberikan beberapa contoh tata-letak kursi dan meja yang dapat dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran aktif, seperti; bentuk U, gaya tim, meja konferensi, lingkaran, kelompok pada kelompok, ruang kerja, pengelompokan berpencarformasi tanda pangkat, ruang kelas tradisional dan auditorium.
Sekolah yang memiliki peralatan dan media yang lengkap, gedung yang baik, dan sumber belajar yang memadai akan memudahkan guru dalam memilih metode yang bervariasi.
5. Situasi
Yang termasuk dalam situasi disini ialah keadaan peserta didik (yang menyangkut kelelahan mereka, semangat mereka) keadaan cuaca, keadaan guru, keadaan kelas yang berdekatan yang diberikan pelajaran dengan metode tertentu.
Terdapat beberapa saran di dalam memperkaya situasi atau lingkungan kelas, yaitu: 1. dengan memperkaya kelas dengan warna dan 2. Dengan memberikan wangi-wangian/ aroma. Menurut Morton Walker dalm bukunya The Power of Color (1991), menegaskan bahwa setiap warna memiliki panjang gelombang, dari ultraviolet hingga inframerah (atau merah hingga biru) dapat mempengaruhi tubuh dan otak kita secara berbeda. Contoh warna biru dapat memberikan ketenangan, meningkatkan perasaan nyaman. Dan begitu juga dengan aroma, Dave Maier mengatakan wewangian benar-benar dapat berpengaruh positif pada pemrosesan mental, contohnya kayu manis dapat menambah kegembiraan dan kebaikan. Banyak hal yang dapat dilakukan guru untuk menambah kenyamanan, keasyikan belajar di dalam kelas maupun di luar kelas.
6. Partisipasi
Paritsipasi adalah turut aktif dalam suatu kejadian. Apabila guru ingin agar peserta didik turut aktif sama merata dalam suatu kegiatan, guru tersebut tentunya akan menggunakan metode kerja kelompok/demikian pula apabila peserta didik di kehendaki turut berpartisipasi dalam suatu kegiatan ilmiah, misalnya mengumpulkan data yang kemudian disajikan dalam pembahasan ilmiah maka tentunya guru akan menggunakan metode unit atau metode seminar.
Dalam pembelajaran aktif partisipasi siswa sangat diperlukan ada beberapa cara untuk menyusun diskusi dan mendapatkan respon dari siswa pada saat kapan saja selama pelajaran, yaitu ; diskusi terbuka, kartu jawaban, jejak-pendapat, diskusi sub kelompok, mitra belajar, penyemangat, panel, ruang terbuka, permainan dan memanggil acara selanjutnya.
7. Guru
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Di dalam metode mengajar, guru dituntut untuk memenuhi syarat-syarat yang perlu dipenuhi misalnya tiap guru yang akan menggunakan metode tertentu ia harus mengerti tentang metode tersebut (misalnya jalannya pengajaran serta kebaikan dan kelemahannya, situasi-situasi yang tepat dimana metode itu efektif dan wajar) dan terampil menggunakan metode itu. Guru yang bahasanya kurang baik (kurang dapat berbahasa lisan dengan baik) dan tidak bersemangat dalam berbicara kurang pada tempatnya apabila mengguanakan metode ceramah. Guru yang tidak mengetahui seluk beluk tentang metode proyek, tentang metode unit, tidak akan memili metode tersebut dalam menyajikan bahan pelajaran.
Dari apa yang disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa pribadi, pengetahuan, dan kecekatan guru amat menentukan metode mengajar yang akan di gunakan. Kemampuan dasar guru amat mempengaruhi proses belajar mengajar.
8. Kebaikan dan Kelemahan
Tidak ada satu metode yang baik untuk setiap tujuan dalam setiap situasi. Setiap metode mempunyai kelemahan. Guru perlu mengetahui kapan suatu metode tepat di gunakan dan kapan harus digunakan dan kapan harus digunakan kombinasi dari metode-metode. Guru hendaknya memilih metode yang paling banyak mendatangkan hasil. Dan perlu diperhatikan, hendaknya setiap penggunaan metode, menuntut unsur kesenangan dan kegembiraan.
III. Simpulan
Dasar-dasar yang dipertimbangkan di dalam metodologi pendidikan agama Islam adalah:
  • Tujuan Pembelajaran, Peserta Didik, Bahan pelajaran, Fasilitas, Situasi, partisipasi, guru, dan Kebaikan dan kelemahan metode.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar