Kata metode secara estimologis merupakan arti
dari bahasa yunani, yang merupakan gabungan dari kata meta yang bisa diartikan
sebagai “melalui” dan kata hodos yang bisa diartikan sebagai “jalan yang
dilalui” dalam setiap konsep yang dikemas dalam semua pendidikan, metode
pendidikan adalah alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sebenarnya dalam kamus besar bahasa Indonesia metode diartikan sebagai “cara
yang teratur dan terpikir baik untuk mencapai maksud dalam ilmu pengetahuan dan
sebagainya atau jiga dapat diartikan sebagai cara kerja yang bersistem untuk
mudah dalam pelaksanaan suatu kegiatan gunamencapai suatu tujuan yang
ditentukan” Metode dalam mengajar yang di ungkapkan oleh Roestiyah N.K adalah
sebagai teknik penyajian yang dikuasasi guru untuk mengajar atau menyajikan
bahan pelajaran kepada siswa didalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat
ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa dengan baik. Jadi dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan metode mengajar pendidikan Agama Islam adalah cara
sistematis dan terencana yang digunakan untuk melakukan suatu pengajaran dalam
pendidikan Agama Islam untuk dapat mencapai hasil yang maksimal dari tujuan
yang telah ditentukan. Metode pendidikan Agama Islam sebenarnya bertujuan untuk
menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran Islam lebih berdaya guna
dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran anak didik untuk mengamalkan
ketentuan ajaran Agama Islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah
belajar anak didik secara mantap disamping bermanfaat untuk mengantarkan
tercapainya tujuan pendidikan yang di cita-citakan. Metode pendidikan dipandang
sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka metode ini mempunyai dua
fungsi ganda, yaitu fungsi bersifat polipragmatis dan monopragmatis.
Polipragmatis berfunsi apabila metode tersebut mengandung kegunaan yang serba
ganda(multipurpose), misalnya suatu mode tertentu pada suatu situasi dan
kondisi tertentu dapat digunakan untuk merusak, da pada kondisi yang lain dapat
dipergunakan untuk membangun dan memperbaiki. Kegunaannya dapat bergantung pada
si pemakai atau pada corak, bentuk, dan kemampuan dari metode sebagai alat.
Sedangkan fungsi manopragmatis terjadi bilamana metode mengandung suatu macam
kegunaan untuk satu macam tujuan. Penggunaan metode mengandung implikasi
bersifat konsisiten, sistematis, dan makna menurut kondisi sasarannya,
mengingat sasaran metodenya adalah manusia, sehingga pendidik dituntut untuk berhati-hati
dalam penerapannya. Ada banyak metode yang dikemukakan oleh para ahli dengan
berbagai sebutan, diataranya: 1. Maw`izhah (ceramah) 2. Kitabah (tulisan) 3.
Hiwar (dialog) 4. Al-as`ilah wa al-ajwibah (Tanya jawab) 5. Al-niqashy
(diskusi) 6. Al-mujadalah (debat( 7. Brain strorming 8. Al-qishash (bercerita)
9. Al-amstal (metafora) 10. Karya wisata 11. Al-qudwah (imitasi) 12. Uswatun
hasanah 13. Al-tathbiq (demontrasi dan dramatisasi) 14. Game and simulation
(permainan dan simulasi) 15. Al-mumarasat al-amal (drill) 16. Inquiry 17.
Discovery 18. Micro teaching 19. Modul belajar 20. Independent study (belajar
mandiri) 21. Eksprimen 22. Kerja lapangan 23. Case study 24. Targhib wa tarhib
(janji dan ancaman) 25. Al-tsawab wa al-`iqab (anugrah dan hukuman) 26.
Musabaqah (kompetisi).
Metode Pengajaran Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Dasar
Dalam mengajar guru harus mengetahui tentang kriteria dalam menggunakan metode mengajar sehingga ia akan lebih mudah dalam memilih metode. Pemilihan metode mengajar ini disesuaikan dengan bahan pelajaran, situasi dan kondisi dan lainnya. Seorang guru yang menggunakan metode mengajar secara bervariasi hendaknya dapat mengajak siswa untuk terlibat aktif dalam belajar, sehingga siswa tersebut lebih mudah memahami pelejaran tersebut.
Metode mengajar memegang peranan penting dalam mencapai tujuan atau keberhasilan pengajaran. Seorang guru akan berhasil dalam tugas mengajar, bila dengan metode atau teknik yang digunakannya ia mampu memotivasi serta memancing daya dan gairah belajar murid-muridnya.
Menurut Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany
dalam Falsafah Tarbiyah Al-Islamiyah mengungkapkan bahwa guru yang berjaya
adalah yang menjadikan metode dan teknik pengajarannya sebagai pendorong bagi
kegiatan murid-muridnya, dan menjadi penggerak bagi motivasi-motivasi dan
kekuatan pengajaran yang terpendam pada diri murid-muridnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan yang berhubungan dengan metode yaitu :
Beberapa hal yang perlu diperhatikan yang berhubungan dengan metode yaitu :
1. Metode hanyalah salah satu jalan atau cara yang digunakan oleh
guru dalam mengajar dan bukan tujuan.
2. Tidak ada satu metode yang paling baik.
3. Metode yang sesuaipun belum menjamin hasil yang baik secara
otomatis.
4. suatu metode yang baik bagi seorang guru belum tentu baik bagi
guru lain.
Dengan demikian metode pengajaran bersifat dinamis, agar dapat
memilih dan memakai metode yang tepat, harus selalu di adakan penelitian dan
evaluasi secara terus menerus.Faktor-faktor yang mendasari pemilihan dan
penggunaan metode yaitu :
1. Metode sesuai dengan tujuan pengajaran.
2. Metode sesuai dengan jenis-jenis kegiatan yang tercakup dalam
pengajaran.
3. Metode menarik perhatian murid.
4. Sesuai dengan kecakapan guru.12
Di samping itu ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam penggunaan metode yaitu : tujuan intruksional, keadaan
murid, situasi dan kondisi, fasilitas yang tersedia dan kebaikan atau kelemahan
suatu metode.13Metode berhubungan erat dengan tujuan pengajaran dan situasi
pembelajaran, dalam pemilihan metode harus memperhatikan syarat-syarat sebagai
berikut :
1. Metode dapat membangkitkan motifasi, Minat dan gairah belajar
murid.
2. Metode menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid.
3. Metode memberikan kesempatan bagi ekspresi yang kreatif bagi
murid.
4. Metode merangsang keinginan murid belajar lebih lanjut.
5. Mendidik murid dalam teknik belajar sendiri.
6. Menanamkan nilai-nilai dan sikap utama.14
Beberapa metode pengajaran yang dimungkinkan
dapat dipergunakan dalam pengajaran agama Islam yaitu : Metode ceramah, metode
diskusi, metode resitasi ( pemberian tugas ), metode demonstrasi, metode kerja
kelompok, metode sosiodrama, metode tanya jawab dan metode proyek.15 Beberapa
metode tersebut memiliki kelemahan dan kelebihan.Metode
yang sering digunakan dalam penyampaian materi pendidikan agama Islam antara
lain :
1. Metode Ceramah
1. Metode Ceramah
Metode ceramah ialah cara mengajar dengan penuturan secara lisan
tentang suatu bahan pelajaran yang telah ditetapkan dan dapat menggunakan
alat-alat pembantu seperti gambar, potret, barang tiruan, film dan sebagainya.
Jelaslah bahwa pada metode ini aktifitas ditekankan pada guru, maka guru harus
mampu memilih kata-kata sedemikian rupa sehingga dengan suara yang cukup terang
dapat dimengerti dan menarik perhatian siswa. Adapun siswa dalam metode ini
adalah pasif, mendengarkan dengan teliti dan mencatat agar dapat mengambil
kesimpulan tanpa memikirkan bahwa ada masalah dalam pelajaran tersebut.6
a. Keunggulan metode ceramah
• Suasana kelas berjalan dengan tenang karena peserta didik
melakukan aktifitas yang sama , sehingga pendidik dapat mengawasinya sekaligus
• Tidak membutuhkan tenaga banyak dan waktu yang lama, dengan waktu
yang singkat peserta didik dapat menerima pelajaran sekaligus
• Pelajaran dapat dilaksanakan dengat cepat, karena dengan waktu
yang singkat dapat diuraikan bahan yang banyak
• Organisasi kelas sangat sederhana karena tidak membutuhkan
alat-alat yang begitu banyak
b. Kelemahan metode ceramah
• Guru tidak dapat mendapatkan kepastian daya serap siswa terhadap
materi pelajaran.
• Dalam diri murid kemungkinan dapat berbentuk konsep-konsep lain dari
kata-kata yang dimaksudkan.
• Murid cenderung pasif, sehingga sulit mengembangkan kecakapan
guna mengeluarkan pendapatnya sendiri
• Murid sukar mengkonsentrasikan perhatianMetode ceramah ini banyak
digunakan oleh para Rasul dalam menyampaikan dakwahnya. Hal ini dapat kita
lihat misalnya sebelum Nabi Musa as. Menjalankan misi dakwahnya, beliau berdo’a
sebagaimana dalam surat Thaha ayat 25-28.Yang Artinya : “Berkata Musa: "Ya
Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku. Dan mudahkanlah untukku urusanku. Dan
lepaskanlah kekakuan dari lidahku. Supaya mereka mengerti perkataanku “ (
Q.S.Thaha : 25-28 )
2.Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab ialah menyampaikan bahan pelajaran dengan jalan
guru bertanya dan siswa menjawab pertanyaan guru. Pada umumnya metode ini
sebagai selingan dalam proses belajar mengajar, dalam metode ini paling tidak
ada dua hikmah, yaitu :
a. Memberikan kesempatan bertanya yang mengandung latihan
keberanian bertanya.
b. Sebagai salah satu teknik untuk mengetahui keberhasilan proses
belajar mengajar. Dengan demikian terbuka pintu jalur dua arah yaitu dari guru
kepada siswa dan sebaliknya.
Metode tanya jawab adalah salah satu teknik untuk mengajar yang dapat membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam metode ceramah. Guru dapat memperoleh gambaran sejauh mana siswa dapat mengerti dan dapat mengemukakan apa yang telah diceramahkan.
Melalui ceramah biasanya siswa kurang mencurahkan perhatiannya, tetapi mereka akan berhati-hati terhadap pelajaran yang diajarkan melalui metode tanya jawab sebab sewaktu-waktu mereka akan mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru kepadanya.
Metode tanya jawab dapat dipakai oleh guru untuk menetapkan secara umum apakah siswa yang mendapatkan giliran untuk menjawab pertanyaan sudah dapat memahami materi pelajaran yang telah dipelajari. Metode tanya jawab mempunyai peranan sangat penting dalam proses belajar mengajar, pertanyaan yang tersusun teratur dan terarah dengan teknik pengajaran yang tepat akan dapat ;
Metode tanya jawab adalah salah satu teknik untuk mengajar yang dapat membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam metode ceramah. Guru dapat memperoleh gambaran sejauh mana siswa dapat mengerti dan dapat mengemukakan apa yang telah diceramahkan.
Melalui ceramah biasanya siswa kurang mencurahkan perhatiannya, tetapi mereka akan berhati-hati terhadap pelajaran yang diajarkan melalui metode tanya jawab sebab sewaktu-waktu mereka akan mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru kepadanya.
Metode tanya jawab dapat dipakai oleh guru untuk menetapkan secara umum apakah siswa yang mendapatkan giliran untuk menjawab pertanyaan sudah dapat memahami materi pelajaran yang telah dipelajari. Metode tanya jawab mempunyai peranan sangat penting dalam proses belajar mengajar, pertanyaan yang tersusun teratur dan terarah dengan teknik pengajaran yang tepat akan dapat ;
a. Meningkatkan partisipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar
b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu bagi murid terhadap
masalah yang diberikan.
c. Mengembangkan pola berfikir dan belajar lebih aktif bagi murid.
d. Menentukan perhatian bagi murid terhadap
masalah yang sudah dibahas.8Sering kali metode mengajar yang digunakan tidak
hanya melalui guru yang senantiasa berbicara, tetapi juga mencakup jawaban
pertanyaan-pertanyaan yang menyumbang ide-ide dari pihak murid.9
Dengan melaksanakan metode tanya jawab, pertanyaan dapat diajukan
oleh guru atau siswa, dengan kata lain guru bertanya siswa menjawab dan siswa
bertanya guru menjawab. Metode tanya jawab mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Drs. Mansyur dalam buku Metodologi Pendidikan
Agama, kelebihan metode tanya jawab yaitu :
a. Guru dengan segera dapat mengetahui materi pelajaran yang belum
dikuasai oleh murid.
b. Baik sekali untuk melatih murid agar berani mengembangkan
pendapatnya dengan lisan secara teratur.
c. Murid dapat menanyakan langsung kepada guru tentang bahan
pelajaran yang sulit dikuasai
d. Suasana kelas akan hidup, karena aktif berpikir dan menyampaikan
pikirannya dengan berbicara dan murid bertanya atau memberikan penjelasan.10
Adapun kelemahan metode tanya jawab antara lain sebagai berikut :
a. Waktu yang dipergunakan kadang-kadang tidak
sesuai dengan hasil yang diperoleh, karena jika terjadi perbedaan pendapat akan
lama menyelesaikannya.
b. Bisa menimbulkan penyimpangan pokok bahasan bila terjadi jawaban
yang menarik perhatian tetapi bukan merupakan sasaran yang menjadi tujuan.
c. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dari beberapa aspek tidak
menggambarkan keseluruhan.11
3. Metode Diskusi
Yaitu metode pengajaran melalui kegiatan kelompok dalam memecahkan
masalah untuk mengambil kesimpulan. Dengan metode ini diharapkan keaktifan,
kearifan serta kemampuan peserta didik dalam bertanya, komentar, saran serta
jawaban yang dibawah koordinasi pengawasan pendidik melalui proses belajar mengajar
guna mencapai tujuannya.
a. Keunggulan metode diskusi, yaitu :
• Suasana kelas akan hidup, sebab peserta didik mengarahkan
pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan
• Dapat menaikkan prestasi kepribadian individu seperti toleransi,
demokratis, kritis, berfikir sistematis, sabar dan sebagainya
• Kesimpulan-kesimpulan diskusi mudah dipahami peserta didik,
karena mereka mengikuti proses berfikir sebelum pada kesimpulan
• Melatih peserta didik untuk berfikir matang sebelum mengemukakan
pikiran atau pendapatnya kepada umum.
b. Kelemahan metode diskusi, yaitu :
• Sering terdapat sebagian peserta didik tidak aktif
• Sulit menduga hasil yang akan dicapai karena waktunya terlampau
banyak
• Sering sebagai adu kemampuan dan pelampiasan emosi personal atau
kelompok, bila pendidikkurang menguasai masalahnya. Dalam
ajaran Islam banyak menunjukkan pentingnya metode diskusi dipergunakan dalam
pendidikan agama sebagaimana Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 159
yang Artinya : “ ... dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu ....“ (
Q.S.Ali Imran : 159 )12
4. Metode Pemberian Tugas ( Resitasi )
Yaitu cara mengajar yang dicirikan oleh adanya kegiatan perencanaan
antara siswa dengan guru mengenai suatu persoalan atau problema yang harus
diselesaikan dan dikuasai oleh peserta didik dengan jangka waktu tertentu yang
disepakati bersama antara peserta didik dengan pendidik.
a. Keunggulan metode penugasan yaitu :
• Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil
inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri.
• Baik sekali untuk mengisi waktu yang luang dengan masalah yang
konstruktif .
• Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dan bekerja
dalam suasana yang merdeka dan demokratis
• Membiasakan siswa untuk belajar meskipun tanpa pengawasan.
b. Kelemahan metode penugasan, yaitu :
• Sering tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa dikerjakan
oleh orang lain sehingga siswa tidak tahu menahu tentang tugas tersebut.
• Apabila tugas tugas terlalu sering diberikan , ketenangan mental
mereka akan terganggu
• Sukar memberikan tugas yang memenuhi dan sesuai dengan perbedaan
masing-masing individu
• Sering sekali siswa menyalin atau meniru pekerjaan teman-temannya
tanpa belajar.13
5. Metode Demontrasi
Yaitu suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal
digantikan dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau
benda. Metode ini digunakan bila ingin memperlihatkan bagaimana sesuatu harus
terjadi dengan cara yang paling baik.
a. Kelebihan metode demontrasi :
• Membantu siswa untuk memahami dengan jelas suatu proses dengan
penuh perhatian
• Memudahkan berbagai jenis penjelasan
• Menghindari verbalisme
• Memberikan keterampilan tertentu
b. Kelemahan metode demontrasi :
• Membutuhkan waktu yang cukup banyak, sehingga mata pelajaran yang
lain kemungkinan bisa terganggu
• Tidak efektif bila terbatasnya sarana
• Terlalu sering mengadakan bisa menghalangi proses berfikir dengan
gaya abstraksinya
• Sukar dilaksanakan bila peserta didik tidak hadir sebagian.Metode
ini sering digunakan pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dalam
menerangkanatau menjelaskan tentang cara mengerjakan suatu ibadah seperti
shalat, berwudhu, haji dan sebagainya.
Hakekat MKP PAI
PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN KEGUNAAN METODIK KHUSUS PENGAJARAN
AGAMA ISLAM
A. PENGERTIAN
Untuk memudahkan memahami apa yang dimaksud dengan
Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam , marilah kita lihat dari taksonomi
disiplin ilmu didaktik.Didaktik (Ilmu mengajar) dapat dikelompokkan menjadi :
a. Didaktik Umum, yaitu ilmu yang membicarakan azas-azas
atau teori umum mengajar. Atau
sering diistilahkan dengan ilmu pembentukan umum maksudnya teori-teori tentang
pembentukanrohani pada umumnya, teori-teori yang di dalamnya dikemukakan dan
jugadipertanggungjawabkan bagaimana pada umumnya cara mengajar dan karenanya
pula menyuruhbelajar secara sistematis.
Dalam
didaktik umum ada dua hal pokok yang dibicarakan :
1)
masalah minat dan perhatian
2)
masalah kerja sendiri rohani dan jasmani
b. Didaktik Khusus atau Metodik atau juga disebut
Didaktik Praktis, yaitu ilmu yang berbicara tentang masalah metode mengajar
secara teoritis dan praktis.Metodik ini dibagi lagi menjadi :
1)
Metodik Umum, yaitu ilmu yang membicarakan tentang metode-metode mengajar pada
umumnya
2)
Metodik Khusus, yaitu ilmu yang membicarakan metode-metode mengajar secara
khusus untuk Mata Pelajaran.
Dari
sini dapat dimengerti bahwa Metodik Khusus adalah ilmu yang membicarakan
tentang metode-metode bagaimana mengajarkan suatu Mata Pelajaran, karenanya
dapat juga disebut Metodologi Pengajaran PAI.
Karena didalam Metodik Khusus ini membicarakan tentang
bagaimana mengajarkan Mata Pelajaran suatu Mata Pelajaran, yang tentunya tidak
khusus berbicara tentang metode, tapi menyangkut rencana pembelajaran secara
keseluruhan, maka Metodik juga bisa disebut sebagai ilmu yang berbicara tentang
teori-teori membuat lesson plan. Sifatnya masih umum untuk semua mata
pelajaran.
Dia
akan khusus manakala tertuju pada mata pelajaran tertentu, seperti Metodik
Khusus Pengajaran Agama Islam, maksudnya ia hanya berbicara tentang kumpulan
teori membuat lesson plan pengajaran MP. Pend. Agama Islam.Pada dasarnya teori
yang dibicarakan dalam MKPAI adalah juga yang dibicarakan di dalam Metodik
Khusus tapi disesuaikan dengan sifat-sifat khas MP PAI.
B.
RUANG LINGKUP
Ruang
Lingkup Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, adalah :
1.
Pengertian, Ruang Lingkup dan Kegunaan MKP PAI
2.
Historis dan Dasar pelaksanaan PAI
3.
Tujuan Pengajaran PAI
4.
Aspek, Kriteria dan Nilai Pengajaran Pendidikan Agama Islam
5. Metode-metode Pengajaran PAI pada Sekolah Umum, yang
meliputi 7 pokok Materi PAI, yaitu keimanan, akhlak, Qur’an dan Hadits, ibadah,
syari’ah, tarikh, dan Baca Tulis Al Qur’an
6.
Metode-metode Pengajaran PAI pada Madrasah yang terbagi dalam 5 Sub Mata
Pelajaran PAI, yaitu Akidah Akhlak, Qur’an Hadits, Fikih, SKI dan Bahasa Arab
7.
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam terpadu
C.
KEGUNAAN MKP PAI
Setelah
mempelajari Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, diharapkan dapat berguna
dalam:
1.
memahami Pengertian, Ruang Lingkup dan Kegunaan MKP PAI, Historis dan Dasar
pelaksanaan PAI, Tujuan Pengajaran PAI, Aspek, Kriteria dan Nilai Pengajaran
Pendidikan Agama Islam
2. Memiliki pemahaman tentang Metode-metode Pengajaran
PAI pada Sekolah Umum, yang meliputi 7 pokok Materi PAI, yaitu keimanan,
akhlak, Qur’an dan Hadits, ibadah, syari’ah, tarikh, dan Baca Tulis Al Qur’an
3. Memiliki pemahaman tentang Metode-metode Pengajaran
PAI pada Madrasah yang terbagi dalam 5 Sub Mata Pelajaran PAI, yaitu Akidah
Akhlak, Qur’an Hadits, Fikih, SKI dan Bahasa Arab
4.
Memiliki pemahaman tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam terpadu
DASAR-DASAR PERTIMBANGAN PEMILIHAN
METODOLOGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
I. Latar Belakang
Suatu hari
seorang nelayan di pinggir sungai Musi, Palembang ingin sekali menikmati
pindang ikan. Dengan niatnya itu, si nelayan lalu bergegas mempersiapkan
alat-alat yang digunakan untuk menangkap ikan seperti ; pancing, jaring dan
boom ikan. Disini nelayan itu harus menentukan alat apa yang harus digunakan
menangkap ikan agar tangkapannya banyak dan segar-segar. Setelah
ditimbang-timbang alat yang tepat untuk digunakan menangkap ikan, si nelayan
memilih jaring karena dengan menggunakan jaring pastinya ikan yang di dapat
lebih banyak dibandingkan dengan pancing dan tidak berbahaya dibanding
menggunakan boom serta penggunaan jaring tidak banyak menghabiskan waktu /
lebih efisien. Singkat cerita pada sore harinya si nelayan itu pun berhasil
mendapatkan banyak ikan, memindangnya dan sebagiannya untuk dijual.
Sengaja
ilustrasi di atas kami tampilkan dalam makalah ini sebagai penegasan bahwa
seseorang harus memiliki keterampilan dan kepandaian mensiasati suatu tujuan
yang ingin dicapainya agar tepat sesuai dengan yang diinginkan. Seorang guru
yang merupakan salah satu komponen manusiawi di bidang kependidikan harus
berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga
profesional, salah satu peran seorang guru adalah menjadi fasilitator, guru dalam
hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar,
guru harus menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedimikian rupa, serasi
dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar-mengajar akan berlangsung
secara efektif.
Proses
belajar dewasa ini menuntut seorang guru memiliki keterampilan atau metode yang
beragam agar proses belajar tersebut menyenangkan dan mampu mengembangkan
kemampuan muridnya. Metode merupakan hal yang lebih penting dari materi yang
akan diajarkan. Menurut DR. Ahmad Tafsir, metode adalah cara yang paling tepat
dan cepat, kata “cepat dan tepat disini sering diungkapkan dengan ungkapan
efektif dan efisien. Di sini seorang guru harus memilih
cara yang efektif dan efisien dalam mentransformasi dan mengembangkan
pengetahuan muridnya dan metode dalam pembelajaran agama Islam adalah cara yang
efektif dan efisien dalam mengajarkan agama Islam itu sendiri. Pengajaran yang
efektif artinya pengajaran yang dapat dipahami murid secara sempurna, dalam hal
ini ialah pengajaran yang berfungsi pada murid. “Berfungsi” artinya menjadi
milik murid, pengajaran itu membentuk dan mempengaruhi pribadinya. Adapun
pengajaran cepat adalah pengajaran yang tidak memerlukan waktu yang lama,
artinya pengajaran tersebut difasilitasi alat–alat pembelajaran yang dapat
mempermudah pemahaman murid terhadap materi yang diajarkan.
Agar metode
yang digunakan terasa nyaman, menyenangkan di dalam proses pembelajaran dan
membuat para murid selalu bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI), seorang guru (PAI) haruslah memiliki dasar-dasar
pertimbangan sebelum menggunakan suatu metode. Makalah ini membahas dasar-dasar
pertimbangan ketika akan memilih suatu metode di dalam pembelajaran pendidikan
agama Islam.
II. Pembahasan
Ada beberapa
hal yang harus dipertimbangkan seorang guru di dalam menggunakan suatu metode
pembelajaran, yaitu; tujuan, peserta didik, bahan pelajaran, fasilitas,
situasi,partisipasi, guru, kebaikan dan kelemahan metode tertentu. Sama halnya
dengan faktor di atas, Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar Mengatakan bahwa ada
beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan mengaplikasikan
metode pengajaran: 1). Tujuan yang hendak dicapai, 2) Kemampuan guru, 3) Anak
didik, 4) Situasi dan kondisi pengajaran di mana berlangsung, 5) Fasilitas yang
tersedia, 6) Waktu yang tersedia, 7). Kebaikan dan kekurangan sebuah metode.
1. Tujuan yang
hendak di capai
Setiap orang
yang mengerjakan sesuatu haruslah mengetahui dengan jelas tentang tujuan yang
hendak di capainya. Demikian juga setiap pendidik atau guru yang pekerjaan
pokoknya mendidik dan mengajar harus mengerti dengan jelas tentang tujuan
pendidikan. pengertian akan tujuan pendidikan ini mutlak perlu sebab tujuan
itulah yang menjadi sasaran dan dan menjadi pengarah daripada
tindakan-tindakanya dalam menjalan fungsinya sebagai guru disamping menjadi
sasaran dan menjadi pengarah, tujuan pendidikan dan pengajaran juga berfungsi
sebagai pemilihan dan penentuan alat-alat (termasuk metode) yang digunakan dalam
mengajar.
Menurut Abu
Ahmadi mengatakan bahwa tahap-tahap tujuan pendidikan Islam meliputi:1. tujuan
tertinggi, 2. tujuan umum 3. tujuan khusus, 4. tujuan sementara. Dalam tujuan
pendidikan Islam, tujuan tertinggi atau terakhir ini pada akhirnya sesuai
dengan tujuan hidup manusia, dan perannya sebagai makhluk ciptaan Allah, yaitu:
1 menjadi hamba Allah (Q.S Az- Zariat: 56), 2 mengantarkan peserta didik
menjadi khalifah fi al-Ardh (Q.S. 2 ; 20), 3 untuk memperoleh kesejahteraan,
kebahagiaan hidup di dunia sampai akhirat, baik individu maupun masyarakat (Q.S
Al Baqarah : 21 dan Al-Qashash : 77).
Tujuan umum itu
perlu dijabarkan menjadi tujuan khusus atau yang disebut Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK) sebab dengan demikian guru akan mendapatkan yang jelas tentang apa
yang hendak di capainya itu dan guru dapat mempersiapkan alat-alat apa yang
akan di pakainya serta metode yang tepat yang akan digunakannya. Ditegaskan lagi oleh Melvin L. Silberman, Guru yang
menginginkan pembelajaran bidang studinya berjalan aktif, maka guru harus
mengetahui kebutuhan dan harapan siswa dalam bidang studi yang akan dipelajari,
sehingga dengan mengetahui tujuan siswa maka pembelajaran aktif akan terwujud. Hal ini dapat guru tanyakan pada awal pembelajaran, “apa
yang dibutuhkan oleh siswa pada bidang studinya?”. Dengan demikian siswa akan
aktif dikarenakan kebutuhannya akan bidang studi yang dipelajarinya dipenuhi.
2. Peserta
Didik.
Para peserta
didik merupakan faktor yang tak kalah penting yang harus dipertimbangkan oleh
guru dalam memilih metode mengajar. Ini sebab metode mengajar itu ada yang
menuntut pengetahuan dan kecekatan tertentu misalnya; metode diskusi menuntut
pengetahuan yang cukup banyak supaya pesarta diskusi dapat mengetahui serta
menilai benar atau salahnya suatu pendapat yang dikemukakan peserta lain dan
penguasaan bahasa serta keterampilan dalam mengemukakan pendapat. Menurut
Basyiruddin Usman, perbedaan karakteristik siswa dipengaruhi oleh latar
belakang kehidupan sosial ekonomi, budaya, tingkat kecerdasan, dan watak mereka
yang berlainan antara satu dengan yang lainnya, menjadi pertimbangan guru dalam
memilih metode apa yang baik digunakan.
Semakin tinggi
jenjang pendidikan peserta didik semakin sederhana metode yang kita gunakan.
Sebaliknya semakin rendah jenjang pendidikan peserta didik semakin bervariasi
metode yang digunakan. Untuk pendidikan dasar lebih diutamakan metode yang
melibatkan psikomotorik dan afektif (seperti demonstrasi, simulasi, peragaan,
kerja praktik dan sejenisnya), sedangkan pada pendidikan tinggi lebih
diutamakan metode yang melibatkan aspek kognitif (diskusi, seminar, studi
kasus, dll). Namun tidak menutup kemungkinan setiap metode digunakan di semua
jenjang pendidikan.
3. Bahan
Pelajaran.
Bahan pelajaran
yang menuntut kegiatan penyelidikan oleh peserta didik hendaklah disajikan
melalui metode unit/metode proyek. Apabila bahan pelajaran mengandung
problem-problem harus disajikan melalui metode-metode pemecahan masalah. Bahan
pelajaran yang berisi fakta-fakta dapat disajikan misalnya melalui metode
ceramah, sedangkan bahan pelajaran yang terdiri dari latihan-latihan misalnya
keterampilan–keterampilan disajika melalui metode drill, dan sebagainya.
Jenis materi
pelajaran (kognitif, psikomotorik, afektif), setiap guru terlebih dahulu harus
mengenali kecenderungan materi yang akan diajarkan, metode materi yang
cinderung dominan pada kognitif akan berbeda dengan metode materi yang dominan
pada psikomotorik dan afektif.
4. Fasilitas
Yang termasuk
dalam faktor fasilitas ini antara lain adalah praga, ruang waktu, buku-buku,
perpustakaan, kerapatan tempat dan alat-alat praktikum, fasilitas ini turut
menentukan metode mangajar yang akan di pakai oleh guru. Pengaruh fasilitas dan
pemilihan serta penentuan metode ini ternyata dalam situasi di mana metode Demonstrasi
dan Ekperiment tidak dapat dipakai karena tidak tersedianya alat-alat dan
bahan-bahan untuk mengadakan demontrasi dan eksperimen /percobaan.
Dalam proses
pembelajaran, lingkungan fisik dalam kelas dapat mendukung atau menghambat
kegiatan belajar aktif. Di sini guru dapat mengubah tata letak bangku dan meja
agar proses pembelajaran lebih menyenangkan dan menantang, suatu tata letak
bangku yang beda dari biasanya akan akan membantu siswa dalam mengingat materi
yang diajarkan pada saat itu. Melvin L Silberman memberikan beberapa contoh
tata-letak kursi dan meja yang dapat dilakukan oleh guru dalam proses
pembelajaran aktif, seperti; bentuk U, gaya tim, meja konferensi, lingkaran,
kelompok pada kelompok, ruang kerja, pengelompokan berpencarformasi tanda
pangkat, ruang kelas tradisional dan auditorium.
Sekolah yang
memiliki peralatan dan media yang lengkap, gedung yang baik, dan sumber belajar
yang memadai akan memudahkan guru dalam memilih metode yang bervariasi.
5. Situasi
Yang termasuk
dalam situasi disini ialah keadaan peserta didik (yang menyangkut kelelahan
mereka, semangat mereka) keadaan cuaca, keadaan guru, keadaan kelas yang
berdekatan yang diberikan pelajaran dengan metode tertentu.
Terdapat
beberapa saran di dalam memperkaya situasi atau lingkungan kelas, yaitu: 1.
dengan memperkaya kelas dengan warna dan 2. Dengan memberikan wangi-wangian/
aroma. Menurut Morton Walker dalm bukunya The Power of Color (1991),
menegaskan bahwa setiap warna memiliki panjang gelombang, dari ultraviolet
hingga inframerah (atau merah hingga biru) dapat mempengaruhi tubuh dan otak
kita secara berbeda. Contoh warna biru dapat memberikan ketenangan,
meningkatkan perasaan nyaman. Dan begitu juga dengan aroma, Dave Maier
mengatakan wewangian benar-benar dapat berpengaruh positif pada pemrosesan
mental, contohnya kayu manis dapat menambah kegembiraan dan kebaikan. Banyak hal yang dapat dilakukan guru untuk menambah
kenyamanan, keasyikan belajar di dalam kelas maupun di luar kelas.
6. Partisipasi
Paritsipasi
adalah turut aktif dalam suatu kejadian. Apabila guru ingin agar peserta didik
turut aktif sama merata dalam suatu kegiatan, guru tersebut tentunya akan
menggunakan metode kerja kelompok/demikian pula apabila peserta didik di
kehendaki turut berpartisipasi dalam suatu kegiatan ilmiah, misalnya
mengumpulkan data yang kemudian disajikan dalam pembahasan ilmiah maka tentunya
guru akan menggunakan metode unit atau metode seminar.
Dalam
pembelajaran aktif partisipasi siswa sangat diperlukan ada beberapa cara untuk
menyusun diskusi dan mendapatkan respon dari siswa pada saat kapan saja selama
pelajaran, yaitu ; diskusi terbuka, kartu jawaban, jejak-pendapat, diskusi sub
kelompok, mitra belajar, penyemangat, panel, ruang terbuka, permainan dan
memanggil acara selanjutnya.
7. Guru
Guru adalah
salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan
dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang
pembangunan. Di dalam metode mengajar, guru dituntut untuk memenuhi
syarat-syarat yang perlu dipenuhi misalnya tiap guru yang akan menggunakan
metode tertentu ia harus mengerti tentang metode tersebut (misalnya jalannya
pengajaran serta kebaikan dan kelemahannya, situasi-situasi yang tepat dimana
metode itu efektif dan wajar) dan terampil menggunakan metode itu. Guru yang
bahasanya kurang baik (kurang dapat berbahasa lisan dengan baik) dan tidak
bersemangat dalam berbicara kurang pada tempatnya apabila mengguanakan metode
ceramah. Guru yang tidak mengetahui seluk beluk tentang metode proyek, tentang
metode unit, tidak akan memili metode tersebut dalam menyajikan bahan
pelajaran.
Dari apa yang
disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa pribadi, pengetahuan, dan kecekatan
guru amat menentukan metode mengajar yang akan di gunakan. Kemampuan dasar guru
amat mempengaruhi proses belajar mengajar.
8. Kebaikan dan
Kelemahan
Tidak ada satu
metode yang baik untuk setiap tujuan dalam setiap situasi. Setiap metode
mempunyai kelemahan. Guru perlu mengetahui kapan suatu metode tepat di gunakan
dan kapan harus digunakan dan kapan harus digunakan kombinasi dari
metode-metode. Guru hendaknya memilih metode yang paling banyak mendatangkan
hasil. Dan perlu diperhatikan, hendaknya setiap penggunaan metode, menuntut
unsur kesenangan dan kegembiraan.
III. Simpulan
Dasar-dasar yang dipertimbangkan di
dalam metodologi pendidikan agama Islam adalah:
- Tujuan Pembelajaran, Peserta Didik, Bahan pelajaran, Fasilitas, Situasi, partisipasi, guru, dan Kebaikan dan kelemahan metode.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar