Assalamu'alaikum Warohmatullahi
Wabarokatuh...
Dengan menyebut
nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang, yang segala nikmat rahmat Ia
curahkan kepada kita semua. Hingga kita masih bisa menikmati indahnya dunia dan
menghargai setiap tetes kehidupan. Tak lupa kita berterima-kasih kepada panutan
dan junjungan kita, Nabi terakhir Muhammad SAW yang dengan mukjizatnya
menggiringi kita menjadi manusia yang pandai beribadah dan bersyukur.
Baru-baru ini mayoritas manusia di dunia telah mengalami pergantian tahun
masehi dari tahun 2015 ke tahun 2016. Memang sebagai seorang Muslim kita tidak
terlalu fokus dalam pergantian tahun masehi karena memang tidak diajarkan oleh
agama. Di agama Islam sendiri penamaan tahun dikenal dengan nama hijriyah. Tapi
dikarenakan saat ini kita tinggal di negara republik yang dimana-mana orang lebih
banyak menggunakan kalender masehi dalam menyusun kegiatan maka kita juga ikut
serta menggunakannya.
Ada hal yang lumrah diutarakan saat pergantian tahun yaitu resolusi. Hampir
semua orang bahkan setiap instansi memilki resolusi atau target yang ingin
dicapai pada tahun 2016 ini. Sebagai seorang muslim tidak ada salahnya kita
juga ber-resolusi karena jika itu membuat kita menjadi manusia yang lebih baik.
Saya yakin teman-teman disini memilki resolusinya sendiri pada tahun 2016 ini. Ada
beberapa resolusi yang perlu kita perhatikan sebagai seorang muslim.
Hal pertama yang bagus untuk resolusi adalah taubat, ya taubat. Sudah
saatnya bagi yang masih mengerjakan keburukan atau dosa untuk mengakhiri semua
kesalahannya. Taubatlah dan kembali taat kepada Allah SWT dan bersungguh-sungguh
menyesal terhadap dosa yang telah dilakukan selama ini, baik itu dosa besar maupun
dosa kecil, yang baik sengaja atau tidak sengaja. Akan sangat disayangkan jika
masih ada manusia yang dimuka bumi ini saat awal-awal pergantian tahun malah
berbuat dosa. Jika di malam pergantian tahun saja sudah melakukan hal-hal yang
tidak terpuji seperti mabuk, nyabu, sex bebas, apa bisa dijamin satu tahun kedepan
kesulitan akan terus membayanginya. Taubat merupakan solusi yang efektif karena
kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput. Tidak ada satupun muslim di dunia
ini yang mau akhir hayatnya meninggal dengan kondisi buruk atau su'ul khotimah.
Untuk resolusi yang kedua adalah Muhasabah diri. Muhasabah berasal dari
akar kata hasiba yahsabu hisab, yang artinya secara etimologis adalah melakukan
perhitungan. Dalam terminologi syari, makna definisi pengertian muhasabah
adalah sebuah upaya evaluasi diri terhadap kebaikan dan keburukan dalam semua
aspeknya. Muhasabah disini maksudnya adalah intropeksi diri atau menghitung
amal yang telah dilakukan dari masa-masa yang telah lalu, apakah lebih atau
sebanding dengan keburukan yang telah kita perbuat. Atau jangan-jangan lebih
banyak keburukan yang kita perbuat daripada amal. Ingatlah manusia yang
beruntung adalah manusia yang tahu akan dirinya sendiri. Salah satu kunci
meraih kesuksesan hidup dunia akhirat adalah dengan melakukan muhasabah diri.
Intropeksi dan evaluasi terhadap dirinya sendiri.
Sebagaimana firman Allah "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS.Al-Hasyr
(59):18).
Sedangkan resolusi yang ketiga adalah istiqomah.
Istiqomah itu menyertai keimanan. Iman naik dan turun, ujian datang dan
pergi. Ketika kita tidak istiqomah, bisa dikatakan bahwa keimanan kita tidak
teruji dengan baik. Memang istiqomah menjadi suatu kondisi, suatu benteng untuk
menunjukkan ketundukan kita kepada Allah. Indikator keberagamaan kita atau
ketakwaan itu, memang ada pada sikap istiqomah. Saat menjalankan sesuatu,
sendirian atau ramai-ramai, diberi reward tidak diberi reward, istiqomah
mengajarkan kita sikap agar sama saja saat melakukan kebaikan. Itulah sikap
orang yang istiqomah, yang dibalut dengan perilaku ikhlas sebagai hamba.
Misalnya, jika kita beresolusi tilawah Al-Qur'an yang dulu hanya satu a'in
setiap harinya mari tingkatkan menjadi satu jus, dari satu jus menjadi satu jus
setengah atau langsung dua jus seharinya. Shalat yang dulu bolong-bolong
menjadi penuh. Dan banyak resolusi-resolusi ibadah lainnya.
Sebagai seorang muslim, akan lebih baik jika kita tidak perlu menunggu
pergantian tahun untuk resolusi. Sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW
bahwa “Barang siapa hari ini LEBIH BAIK dari hari kemarin, dialah tergolong
orang yang BERUNTUNG, Barang siapa yang hari ini SAMA DENGAN hari kemarin
dialah tergolong orang yang MERUGI dan Barang siapa yang hari ini LEBIH BURUK
dari hari kemarin dialah tergolong orang yang CELAKA” (HR Hakim).
Baik saya rasa cukup kultum yang saya sampaikan pada jum'at yang penuh
barokah ini. Apa yang telah saya sampaikan bukanlah maksud hati untuk
menggurui, hanya ingin saling mengevaluasi terutama untuk saya sendiri. Mohon
maaf jika ada kata-kata saya yang menyinggung perasaan, yang benar datangnya
dari Allah, yang salah dari saya sendiri. Sekian terima kasih untuk perhatiannya.
Wabillahi watok walhidayah wassalamualaikum
warahmayullahiwabarokatuhi wabarokatuh...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar