Rabu, 04 April 2012

Curhatan Sang Angin #2


(Aku Tidak Ada)
Bolehkah aku bertanya...??
Apakah kau mengenalku...???
Apakah kau tahu siapa aku yang sebenarnya...???
Kalaupun kau tahu itu semua percuma...
Karena aku sebenarnya tidak ada. Ibarat sang angin, kau mungkin tahu dan merasakannya tapi lebih banyak kau menghiraukannya.
Ya.... itulah resiko menjadi angin seperti diriku.
Yang kutakutkan saat menjadi angin adalah mencintai seseorang. Karena walaupun ku dapat melihatnya dan terus disampingnya tapi ku tak bisa memegang erat tangannya, memeluknya dengan leluasa, atau mencium mesra dirinya.
Aku tak bisa melakukannya dengan arti sesungguhnya karena ia bukan milikku seutuhnya.
Saat ia berada disisinya aku hanyalah angin lalu.
Saat ia disisiku aku seakan bingung, karena kadang kala bisa dan kadang kala tidak bisa menebak isi pikirannya.
Seakan-akan instingku mati dan meragu.
Aku tersesat....
Diri ini kembali diterpa kebimbangan yang melumpuhkan.
Aku bertanya kepada cermin, tapi cermin menghiraukanku.
Aku bertanya kepada rembulan, dan ia memakiku.
Aku bertanya kepada mentari, dibalas dengan hinaan yang melelehkanku.
Seakan-akan seluruh dunia mencampakkanku. Walaupun aku tahu masih ada orang-orang yang tetap perhatian disekitarku tapi itu semua seudah terlambat.
Karena aku sudah terlanjur bosan. Bosan dengan diriku sendiri.
Sang angin yang sudah layu ditelan badai kehidupan.
Karena itu....
Seandainya diriku tidak ada lagi...
Kuingin bertitip pesan.
“Jangan cari jati diriku karena aku sebenarnya memang tak ada”
“Jangan marah apalagi menangisiku karena aku memang tak pantas mendapatkannya”
Biarkan aku pergi dengan tenang.
Biarkan ku bangga menjadi bagian dari alam.
Biarkan diri ini lepas dari ikatan kehidupan.
-      Aku datang dengan sembunyi-sembunyi agar tak ada yang mengenalku. Kuharap begitu juga saat aku pergi.
-      Aku menegur dan menyapa agar orang-orang pada tahu masih ada yang peduli dan sayang.
-      Kurelakan hati dan telinga ini mendengar supaya tak ada lagi hal-hal yang perlu disembunyikan agar dirimu tak tertekan.
-      Aku hadir saat kau memanggilku. Walaupun tak seutuhnya, karena ada hal yang menghalangiku. Tapi aku tak pernah kabur dan meninggalkanmu.
-      Ku matikan rasa sakit, cemburu, kecewa, dendam, duka di jiwa ini agar kau tahu aku selalu datang dengan senyum ke hadapanmu.
Seandainya diriku benar-benar tak ada lagi dan ada yang masih ingin tahu siapa diriku.
Tanyakan saja dengan orang yang kucintai.

By: RaSyBa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar