Senin, 27 Juni 2011

Pengorbanan dan Penantian


Di sebuah kota kecil yang tenangdan indah, ada sepasang pria dan wanita yang saling mencintai. Mereka selalu bersama memandang matahari terbit di puncak gunung, bersama di pesisir pantai menghantar matahari senja. Setiap orang yang bertemu dengan mereka tidakbisa tidak akan menghantar dengan pandangan kagum dan doa bahagia. Mereka saling mengasihi satu sama lain.
Namun pada suatu hari, malang sang lelaki mengalami luka berat akibat sebuah kecelakaan. Ia berbaring di atas ranjang pasien berapa malam tidak sadarkan diri di rumah sakit. Siang hari sang wanita menjaga di depan ranjang dan dengan tiada henti memanggil-manggil kekasih yang tidak sadar sedikit pun. Malamnya ia tak lupa berdoa kepada Tuhan agar kekasihnya selamat. Air matanya sendiri hampir kering karena menangis sepanjang hari.
Seminggu telah berlalu, sang lelaki tetap pingsan tertidur seperti dulu, sedangkan si wanita telah berubah menjadi pucat pasi dan lesu tidak terkira, namun ia tetap dengan susah payah bertahan dan akhirnya pada suatu hari Tuhan terharu oleh keadaan wanita yang setia dan teguh itu, lalu ia memutuskan memberikan kepada wanita itu sebuah pengecualian kepada dirinya.
Tuhan bertanya kepadanya: "Apakah kamu benar-benar bersedia menggunakan nyawamusendiri untuk menukarnya?"
Si wanita tanpa ragu sedikit pun menjawab: "Ya."
Tuhan berkata: "Baiklah, Aku bisa segera membuat kekasihmu sembuh kembali, namunkamu harus berjanji menjelma menjadi kupu-kupu selama 3 tahun. Pertukaran seperti iniapakah kamu juga bersedia?".
Si wanita terharu setelah mendengarnya dan dengan tekad yang pasti menjawab: "Sayabersedia!".
Hari telah terang. Si wanita telah menjelma menjadi seekor kupu-kupu yang indah. Ia mohon diri pada Tuhan, lalu segera kembali ke rumah sakit. Hasilnya, lelaki itu benar-benar telah siuman. Bahkan ia sedang berbicara dengan seorang dokter. Namun sayang, ia tidak dapat mendengarnya, sebab ia tak bisa masuk ke ruangan itu. Dengan disekati oleh kaca, ia hanya bisa memandang dari jauh kekasihnya sendiri. Beberapa hari kemudian, sang lelaki telah sembuh. Namun ia sama sekali tidak bahagia. Ia mencari keberadaan sang wanita pada setiap orang yang lewat, namun tidak ada yang tahu sebenarnya sang wanita telah pergi kemana.
Sang lelaki sepanjang hari tidak makan dan tidak beristirahat. Ia terus mencari. Ia begitu rindu kepadanya, begitu inginnya bertemu dengan sang kekasih, namun sang wanita yang telah berubah menjadi kupu-kupu bukankah setiap saat selalu berputar di sampingnya? Hanya saja ia tidak bisa berteriak, tidak bisa memeluk. Ia hanya bisa memandangnya secara diam-diam.
Musim panas telah berakhir, angin musim gugur yangg sejuk meniup jatuh daun pepohonan. Kupu-kupu mau tidak mau harus meninggalkan tempat tersebut. Lalu untuk terakhir kali, ia terbang dan hinggap di atas bahu sang lelaki. Ia bermaksud menggunakan sayapnya yang kecil halus membelai wajahnya, menggunakan mulutnya yang kecil lembut mencium keningnya. Namun tubuhnya yang kecil dan lemah benar-benar tidak boleh di ketahui oleh sang kekasih. Sebuah gelombang suara tangisan yang sedih hanya dapat didengar oleh kupu-kupu itu sendiri dan mau tidak mau dengan berat hati ia meninggalkan kekasihnya, terbang ke arah yang jauh dengan membawa harapan.
Dan waktu berganti. Tibalah musim semi yang kedua. Sang kupu-kupu dengan tidak sabarnya segera terbang kembali mencari kekasihnya yang lama ditinggalkannya. Namun di samping bayangan yang tak asing lagi ternyata telah berdiri seorang wanita cantik. Dalam keterkejutanya, sang kupu-kupu nyaris jatuh dari angkasa. Ia benar-benar tidak percaya dengan pemandangan di depan matanya sendiri. Lebih tidak percaya lagi dengan omongan yang di bicarakan banyak orang.
Orang-orang selalu menceritakan betapa parah sakit sang lelaki. Melukiskan betapa baik dan manisnya dokter wanita itu. Bahkan melukiskan betapa sudah sewajarnya percintaan mereka dan tentu saja juga melukiskan bahwa sang lelaki sudah bahagia seperti dahulu kala dan sebagainya.
Sang kupu-kupu sangat sedih. Beberapa hari berikutnya ia seringkali melihat kekasihnya sendiri membawa wanita itu ke gunung memandang matahari terbit, menghantar matahari senja di pesisir pantai. Segala hal yang pernah dimilikinya dahulu dalam sekejap tokoh utamanya telah berganti dengan seorang tokoh wanita lain, sedangkan ia sendiri selain kadang kala bisa hinggap di atas bahunya, namun tidak dapat berbuat apa-apa.
Musim panas tahun ini sangat panjang, sang kupu-kupu setiap hari terbang rendah dengan tersiksa dan ia sudah tidak memiliki keberanian lagi untuk mendekati kekasihnya sendiri. Bisikan suara antara ia dengan wanita itu, ia dan suara tawa bahagianya sudah cukup membuat embusan napas dirinya berakhir, karenanya sebelum musim panas berakhir, sang kupu-kupu telah terbang berlalu.
Bunga bersemi dan layu. Bunga layu dan bersemi lagi. Bagi seekor kupu-kupu waktu seolah-olah hanya menandakan semua ini. Musim panas pada tahun ketiga, sang kupu-kupu sudah tidak sering lagi pergi mengunjungi kekasihnya sendiri. Sang lelaki bekas kekasihnya itu mendekap perlahan bahu si wanita, mencium lembut wajah wanitanya sendiri. Sama sekali tidak punya waktu memperhatikan seekor kupu-kupu yang hancur hatinya apalagi mengingat masa lalu.
Tiga tahun perjanjian Tuhan dengan sang kupu-kupu sudah akan segera berakhir dan padasaat hari yang terakhir, kekasih si kupu-kupu melaksanakan pernikahan dengan wanita itu.Sang kupu-kupu secara diam-diam masuk ke dalam dan hinggap perlahan  di atas pundakTuhan. Ia mendengarkan sang kekasih yang berada di bawah berikrar di hadapan Tuhandengan mengatakan: "Saya bersediamenikah dengannya!"Ia memandangi sang kekasih memakaikan cincin ke jari wanita itu, kemudian memandangimereka berciuman dengan mesranya lalu mengalirlah air mata sedih sang  kupu-kupu. Denganpedih hati Tuhan  menarik napas: "Apakah kamu menyesal?"Sang kupu-kupu mengeringkan air matanya: "Tidak."Tuhan lalu berkata di sertai  seberkaskegembiraan: "Besok kamu sudah dapat kembali menjadi dirimu sendiri."Sang kupu-kupu menggeleng-gelengkan kepalanya: "Biarkanlah aku menjadi kupu-kupuseumur hidup".
ADA BEBERAPA KEHILANGAN  MERUPAKAN TAKDIR. ADA BEBERAPA PERTEMUAN ADALAH YANG TIDAK AKAN BERAKHIRSELAMANYA.MENCINTAI SESEORANG TIDAK MESTI HARUS MEMILIKI, NAMUN MEMILIKI SESEORANG MAKA HARUS BAIK-BAIK MENCINTAINYA DAN MENERIMA DENGAN APA ADANYA ITULAH YANG DI NAMAKAN CINTA SEJATI...
End...

Sumber: Kisah-kisah motivasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar