Minggu, 29 Mei 2011

Jadilah Pelita


Pada suatu malam, seorang buta berpamitan pulang dari rumah sahabatnya.Sang sahabat membekalinya dengan sebuah lentera pelita.Orang buta itu terbahak berkata:
"Buat apa saya bawa pelita? Kan samasaja buat saya! Saya bisa pulang kok."
Dengan lembut sahabatnya menjawab,
"Ini agar orang lain bisa melihatkamu, biar mereka tidak menabrakmu."
Akhirnya orang buta itu setujuuntuk membawa pelita tersebut.Tak berapa lama, dalam perjalanan, seorang pejalan menabrak si buta.Dalam kagetnya, ia mengomel,
"Hei, kamu kan punya mata! Beri jalan buatorang buta dong!" Tanpa berbalas sapa, mereka pun saling berlalu.
***
Lebih lanjut, seorang pejalan lainnya menabrak si buta. Kali ini sibuta bertambah marah,
"Apa kamu buta? Tidak bisa lihat ya? Aku bawapelita ini supaya kamu bisa lihat!" Pejalan itu menukas,
"Kamu yangbuta! Apa kamu tidak lihat, pelitamu sudah padam!"
Si buta tertegun?. Menyadari situasi itu, penabraknya memintamaaf,
"Oh, maaf, sayalah yang 'buta', saya tidak melihat bahwa Andaadalah orang buta."
Si buta tersipu menjawab,
"Tidak apa-apa, maafkansaya juga atas kata-kata kasar saya."
Dengan tulus, si penabrakmembantu menyalakan kembali pelita yang dibawa si buta. Mereka punmelanjutkan perjalanan masing-masing.
***
Dalam perjalanan selanjutnya, ada lagi pejalan yang menabrak orang butakita. Kali ini, si buta lebih berhati-hati, dia bertanya dengansantun,
"Maaf, apakah pelita saya padam?"
Penabraknya menjawab, "Lho,saya justru mau menanyakan hal yang sama."
Senyap sejenak? secara berbarengan mereka bertanya, "Apakah Anda orangbuta?" Secara serempak pun mereka menjawab,
"Iya?," sembari meledakdalam tawa. Mereka pun berupaya saling membantu menemukan kembalipelita mereka yang berjatuhan sehabis bertabrakan.
***
Pada waktu itu juga, seseorang lewat. Dalam keremangan malam, nyarissaja ia menubruk kedua orang yang sedang mencari-cari pelita tersebut.Ia pun berlalu, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah orang buta. Timbulpikiran dalam benak orang ini, "Rasanya saya perlu membawa pelita juga,jadi saya bisa melihat jalan dengan lebih baik, orang lain juga bisaikut melihat jalan mereka."
***
Pelita melambangkan terang kebijaksanaan. Membawa pelita berartimenjalankankebijaksanaan dalam hidup. Pelita, sama halnya dengankebijaksanaan, melindungi kita danpihak lain dari berbagai aralrintangan (tabrakan!).
Si buta pertama mewakili mereka yang terselubungi kegelapan batin,keangkuhan, kebebalan, ego, dan kemarahan. Selalu menunjuk ke arahorang lain, tidak sadar bahwa lebih banyak jarinya yang menunjuk kearah dirinya sendiri. Dalam perjalanan "pulang", ia belajar menjadibijak melalui peristiwa demi peristiwa yang dialaminya. Ia menjadilebih rendah hati karena menyadari kebutaannya dan dengan adanya belaskasih dari pihak lain. Ia juga belajar menjadi pemaaf.Penabrak pertama mewakili orang-orang pada umumnya, yang kurangkesadaran, yang kurang peduli. Kadang, mereka memilih untuk "membuta"walaupun mereka bisa melihat.
Penabrak kedua mewakili mereka yang seolah bertentangan dengan kita,yang sebetulnya menunjukkan kekeliruan kita, sengaja atau tidaksengaja. Mereka bisa menjadi guru-guru terbaik kita. Tak seorang punyang mau jadi buta, sudah selayaknya kita saling memaklumi dan salingmembantu.
Orang buta kedua mewakili mereka yang sama-sama gelap batin dengankita. Betapa sulitnya menyalakan pelita kalau kita bahkan tidak bisamelihat pelitanya. Orang buta sulit menuntun orang buta lainnya. Itulahpentingnya untuk terus belajar agar kita menjadi makin melek, semakinbijaksana.Orang terakhir yang lewat mewakili mereka yang cukup sadar akanpentingnya memiliki pelita kebijaksanaan.
Sudahkah kita sulut pelita dalam diri kita masing-masing? Jika sudah,apakah nyalanya masih terang, atau bahkan nyaris padam? JADILAH PELITA,bagi diri kita sendiri dan sekitar kita. Sebuah pepatah berusia 25 abadmengatakan:
Sejuta pelita dapat dinyalakan dari sebuah pelita, dan nyala pelitapertama tidak akan meredup. Pelita kebijaksanaan pun, tak kan pernahhabis terbagi.

Sumber: Kisah-kisah motivasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar