Kamis, 30 Agustus 2012

Teringatku Dengan Mawar



                Uap pagi terakhir telah menguap beberapa detik yang lalu. Hari ini matahari merajalela menghiasi langit. Padahal masih pagi tapi keringat sudah membasahi baju yang ku kenakan. Bohong jika tidak mengatakan kalau hari ini tidak panas. Kancing atas baju kemejaku sengaja ku buka untuk sedikit memberi udara masuk ke dalamnya.
                Hari ini sabtu, ya sangat mudah diingat dikarenakan salah satu televisi swasta menayangkan kartun kesayanganku yang hanya di putar pada hari sabtu. Ku duduk di sofa dan kunikmati alur ceritanya. Yang kusuka dari kartun tersebut adalah aksi laga fantasinya tapi diselipkan dengan komedi.
                Ku lihat bunga mawar di depan sana, dulu ia hanya kelopak dan tak ada yang peduli akannya. Tapi kini ia telah mekar, merah merona warnanya menghiasi seluruh bagian bunganya. Tak ada sepasang mata yang tak tergoda untuk melirik keindahannya. Ingin sekali diri ini memetiknya tapi mawar bukanlah bunga sembarangan mawar. Karena ia mempunyai duri sebagai pelindungnya.
                Sebuah perlindungan diri yang menyampaikan bahwa kecantikannya bukanlah murahan. Kecantikan yang bisa melukai pemetiknya, luka yang pantas untuk memilikinya. Selain penampilannya yang menggoda, harumnya memabukkan hidung penciumnya. Hingga kita tak jemu-jemu menghirup pesonanya hingga habis tak tersisa.
                Mawar... dirimulah bunga cinta saat bewarna merah karena melambangkan agresifnya. Mawar... dirimulah bunga cinta saat bewarna putih yang melambangkan kesucian. Mawar... dirimulah bunga cinta saat bewarna kuning yang melambangkan kesabaran. Mawar... dirimulah bunga, walau ditutupi semak belukar dan ilalang. Kecantikanmu tetapkan muncul dan harummu yang khas tetap terhirup, walau kau berada di belahan bumi manapun.

21 Juli 2012
By: RaSyBa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar