Tanpa
sepengetahuan kita angin selalu berhembus. Disaat hembusannya pelan... kadang
kala tidak kita hiraukan, tapi saat sang angin bertiup kencang... semua orang
menyadari kehadirannya. Begitu juga dengan perasaan.
Hmmm....
memang sulit merangkai kata-kata apalagi sebuah syair yang tepat jika orang
yang menerima tulisan ini sudah memiliki belahan jiwa. Aku bukanlah pujangga
yang hebat hingga bisa menundukkan hati setiap wanita yang membaca atau
mendengar tulisanku. Aku hanyalah seorang yang suka menulis dan tidak
kapok-kapoknya untuk belajar.
Seperti
yang pernah ku katakan kepadamu “Bener
Angg,,. Qu Jarang bebohong... terkhusus dirimu aqu tdk akan bohong cin,.
#gubrak”. Maka dengan setulus dan sejujur mungkin tulisan ini kurangkai. Agar
tidak ada kebohongan dan dusta yang terukir di dalamnya.
Ku
akui pertama kali melihatmu ada sejenis ‘ketertarikan’ yang menarik diriku
untuk terus melihat senyum dan gerakan tubuhmu –maaf jika diriku lancang-. Aku tidak
tahu kenapa hal tersebut terjadi, mungkin itulah yang dinamakan ketertarikan
antar jenis.
Jika
dirimu belum memiliki ‘calon suami’, mungkin diriku akan menjadi salah satu
laki-laki yang menginginkan sentuhan hangat dari hatimu. Tapi setelah tahu, aku
mundur perlahan dengan membawa segenggam harapan yang tak tercapai. Aku tidak
mau menganggu sebuah jalinan yang sudah terangkai sebelumnya karena aku
bukanlah manusia yang ficik.
Ku
akui saat ini aku tidak mempunyai pacar tapi aku mempunyai hubungan status dengan
orang lain yaitu sebuah perselingkuhan. Aneh yaa... percayalah itu memang
terjadi padaku. Orang yang tidak punya pacar tapi bisa selingkuh, ya itulah
aku. Ada cerita yang lumayan panjang kenapa hal tersebut bisa terjadi. Kalau kau
mau mendengarkannya dengan senang hati akan ku ceritakan.
Aku
tidak bisa menebak atau menduga-duga apakah dirimu juga memiliki sesuatu yang
disebut ‘perasaan saling menyukai’. Karena ada pepatah yang mengatakan “Jika
ada wanita yang tersenyum kepadamu belum tentu dia menyukaimu”. Pusing Yaa...
Wanita
juga dikenal dengan manusia 1.000 jiwa dan 1.000 sifat karena mereka kadang
kala sangat sulit sekali ditebak isi hatinya. Kita sangka senang ternyata
hatinya berduka. Kita sangka dia sedih ternyata hatinya sedang berbunga-bunga.
Walaupun
begitu hatiku kecilku berharap kau memang memiliki ‘perasaan’ yang sama dengan
yang ku rasakan, walaupun itu hanya secuil debu di gurun sahara cintamu.
Lian...
tak perlu lagi ku perpanjang lebar menguntai kata-kata karena yang kubutuhkan hanyalah
pendapatmu. Mungkin aneh, norak dan sedikit memaksa, tapi aku memang hanya butuh
pendapatmu.
Lian..
dengan adanya tulisan ini kau tahu bahwa aku memang menyukaimu (jujur). Sekarang
terserah dirimu mau menanggapinya bagaimana. Apakah kau memilih selingkuh
denganku?, atau dirimu memilih untuk menjadikanku pacarmu yang kedua?, atau
hubungan kita tetap seperti sebelumnya?, atau kamu punya solusi yang lebih
baik. (Maaf jika aku membuat terlalu banyak pilihan).
Saat
ini sangat bijak jika mengatakan “Biar waktu dan hati yang menentukan bagaimana
kisah ini selanjutnya”. Tapi tetap, kadang kala kita harus menentukan pilihan. Aku
memang manusia yang tidak sempurna tapi aku bisa menawarkan cinta yang sempurna
untukmu.
Lian...
apapun pilihanmu, sebagai laki-laki aku akan menerimanya dengan dada yang lapang.
Karena lelaki yang kuat adalah lelaki yang siap menerima segala cobaan demi
menjaga kisah hidupnya.
NB:
kata-kata diatas Pure –asli- keluar
dari lubuk hati. Bukan gombal bersisik
bohong karena aku bukanlah lelaki yang tak pantas mendusta setiap kali
terngiang senyum manismu.
By:
Rasyba (Rabian Syahbana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar