Senin, 02 Januari 2012

Skripsi Rabian Syahbana #BAB IV


 BAB IV
Pengaruh Pengajaran Pendidikan Islam
oleh Orangtua yang Berprofesi Penambang Timah
Terhadap Pemahaman Keagamaan Anak Prasekolah
A.       Pengajaran Pendidikan Islam oleh Orangtua yang Berprofesi Penambang Timah
Pada sub bab pembahasan kali ini adalah tentang pemaparan pengajaran pendidikan Islam dari orangtua yang berprofesi penambang timah dalam pendidikan anak mereka yang baru berusia prasekolah. Hasil pemaparan pengajaran pendidikan Islam tersebut didapatkan dari angket yang telah disebar sebelumnya, dan dijawab oleh responden. Angket yang disebarkan kepada seluruh orangtua yang bermukim di Desa Kace yang bekerja sebagai penambang timah.
Setelah dilakukan penyebaran angket, data yang terkumpul sebanyak 58 responden. Responden terdiri dari orangtua di Desa Kace Mendo Barat. Untuk memudahkan pengambilan data responden hanya terdiri dari ayah sedangkan ibunya tidak. Melalui angket inilah penelitian tentang pengajaran pendidikan Islam oleh orangtua yang berprofesi penambang timah dalam pendidikan anak mereka yang baru berusia prasekolah dilakukan.
Item-item yang disediakan untuk mengetahui pengajaran pengajaran pendidikan Islam oleh orangtua yang berprofesi penambang timah sebanyak 15 item untuk setiap variabel, yang setiap item akan disediakan tiga buah pilihan jawaban, yang setiap pilihan jawaban akan diukur dengan berpedoman dengan pengukuran TSR (batas tinggi, batas sedang, dan batas rendah), dan pengukuran yang dilakukan tersebut selalu menunjukkan arah dan intensitas pengajaran pendidikan yang dimaksud.
Pilihan jawaban yang disediakan pada item akan diberi nilai, untuk pilihan (a) diberi nilai 3, untuk pilihan jawaban (b) diberi nilai 2 dan untuk pilihan jawaban (c) diberi nilai 1. Maka setiap jawaban yang telah dipilih oleh responden akan menunjukkan bahwa untuk jawaban (a) menunjukkan bahwa pengajaran pendidikan yang tergolong tinggi. Untuk jawaban (b) menunjukkan bahwa pengajaran pendidikan yang tergolongkan sedang. Sedangkan untuk jawaban (c) menunjukkan bahwa pengajaran pendidikan yang tergolongkan rendah. Untuk itu diharapkan kepada responden agar dapat memilih salah satu jawaban yang telah disediakan pada setiap item yang tersedia di dalam angket.
Setelah semua item yang sebelumnya telah disebar dan dijawab sehingga dapat diberi nilai, maka nilai yang diperoleh responden tersebut merupakan jumlah semua pilihan jawaban yang telah dipilih dan dijawab oleh responden. Dengan demikian skor nilai tertinggi yang mungkin dapat dicapai responden adalah 15 x 3 = 45, sedangkan skor nilai terendah yang mungkin dapat dicapai responden adalah 15 x 1 = 15.
Dengan itu maka responden yang memperoleh nilai tertinggi dapat diinterprestasikan sebagai responden yang tinggi terhadap pengajaran pendidikan, dan bila responden memperoleh skor nilai terendah bisa diinterprestasikan sebagai responden yang rendah terhadap pengajaran pendidikan tersebut. Sedangkan bagi responden yang memperoleh skor nilai sedang bisa diinterprestasikan sebagai responden yang sedang terhadap pengajaran pendidikan.
Untuk lebih jelasnya dalam memberikan interpersepsi pada masing-masing skor nilai yang diperoleh dari responden, akan dilakukan analisis statistik melalui skor nilai mentah berikut ini :
43
27
39
32
40
36
33
37
45
34
42
34
44
34
44
45
43
36
33
41
27
43
29
45
36
36
38
45
37
44
44
44
32
45
37
43
32
42
29
30
33
28
41
32
43
31
43
27
34
44
45
29
30
31
29
38
29
44



Skor nilai mentah di atas akan dilanjutkan ke analisis statistik sebagaimana yang tertera melalui tabel distribusi berikut ini :
Tabel IV-1
Distribusi Skor Nilai Jawaban Responden
oleh Hasil Jawaban Angket Tentang Pengajaran
Pendidikan Islam dari Orangtua yang Berprofesi Penambang Timah
No
Class Interval
F
X
x’
fx’
X’²
fx’²
1
43 – 45
19
44
3
57
9
171
2
40 – 42
5
41
2
10
4
20
3
37 – 39
6
38
1
6
1
6
4
34 – 36
8
35 (M)
0
0
0
0
5
31 – 33
9
32
-1
-9
1
9
6
28 – 30
8
29
-2
-16
4
32
7
25 – 27
3
26
-3
-9
9
27


N = 58


fx’ = 39

265
Setelah diketahui hasil sajian data dalam tabel kelompok di atas, maka akan dicari mean skor kelompok melalui rumus sebagai berikut :
M = M’ + i ( Ʃ fx’ )
                 N

M = 35 + 3 ( 39 )
                        58

       M = 35 + 117
                            58

       M = 35 + 2,0172413793
       M = 37,07241379
       M = 37,02
Jadi nilai rata-rata (mean skor kelompok) di atas telah diketahui sebesar 37,02. Kemudian dilanjutkan mencari Standar Deviasi (penyimpangan baku) dari hasil sekelompok di atas dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
SD = i √ ( Ʃ fx’² ) - ( Ʃ fx’
                               N       N

SD = 3 √ ( 265 ) - ( 39
                       58  58
 

SD = 3 √ ( 4,56896551 ) - ( 0,75 )²
SD = 3 √ 4,56896551 – 0,5625
       SD = 3 √ 4,00646551
SD = 3 x 2,001615724
SD = 6,0048487174
SD = 6
       Setelah diperoleh Standar Deviasi (penyimpangan baku) sebesar 6, maka dilanjutkan menentukan batas tinggi, batas sedang dan batas rendah dari skor nilai kelompok dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
       T = M + (1 x SD)
       S = antara M – (1 x SD) dan M + (1 x SD)
       R = M – (1 x SD)
       Dari sajian rumus di atas, maka dapat dijabarkan dalam bentuk hitungan angka sebagai berikut :
       T = M + (1 x SD)
       T = 37,02 + (1 x 6)
       T = 37,02 + 6
       T = 43,02
       T = 43
       Jadi skor nilai 43 ke atas adalah proses pendidikan Islam anak prasekolah pada masyarakat kerja penambang timah yang tergolong tinggi.
       R = M – (1 x SD)
       R = 37,02 – (1 x 6)
       R = 37,02 – 6
       R = 31,02
       R = 31
       Jadi skor nilai 31 ke bawah adalah pengajaran pendidikan Islam dari orangtua yang berprofesi penambang timah yang tergolong rendah. Serta skor nilai antara 31 dan skor nilai 43 yaitu skor nilai 32 sampai dengan 42 adalah pengajaran pendidikan Islam dari orangtua yang berprofesi penambang timah yang tergolong sedang.
       Berdasarkan perhitungan diatas didapati bahwa responden yang mendapatkan skor nilai 43 ke atas dari hasil jawaban angket yang disebarkan tergolong ke dalam tinggi sebanyak 19 orang. Untuk responden yang mendapatkan skor nilai 31 ke bawah dari hasil jawaban angket yang disebarkan tergolong rendah sebanyak 13 orang. Untuk responden yang mendapatkan skor nilai 32 sampai dengan 42 tergolong sedang sebanyak 26 orang.
       Untuk lebih jelasnya tentang pengklasifikasian di atas dapat dilihat pada tabel persentase sebagaimana diuraikan sebagai berikut :
Tabel IV-2
Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengajaran Pendidikan Islam oleh Orangtua yang Berprofesi Penambang Timah
No
Klasifikasi Pengajaran Pendidikan Islam
Frekuensi (f)
Persentase (%)
1
Tergolong tinggi
19 orang
35 %
2
Tergolong sedang
26 orang
45 %
3
Tergolong rendah
13 orang
22 %


58 orang
100 %

       Dari uraian tabel di atas dapat diperoleh hasil penyebaran angket kepada masyarakat yang berjumlah 58 orang responden, ternyata dari hasil jawaban tersebut setelah dianalisis melalui analisis statistik, maka masyarakat yang tergolong tinggi terhadap pengajaran pendidikan Islam dari orangtua yang berprofesi penambang timah sebanyak 19 orang atau sebesar 33% dan masyarakat yang tergolong sedang terhadap pengajaran pendidikan Islam dari orangtua yang berprofesi penambang timah sebanyak 26 orang atau sebesar 45%. Sedangkan masyarakat yang tergolong rendah terhadap pengajaran pendidikan Islam dari orangtua yang berprofesi penambang timah sebanyak 13 orang atau sebesar 22%.
       Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengajaran pendidikan Islam dari orangtua yang berprofesi penambang timah di Desa Kace Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka adalah tergolong sedang.
B.       Pemahaman Keagamaan Anak Prasekolah Yang Memiliki Orangtua Penambang Timah
Agar mengetahui bagaimana pemahaman keagamaan anak prasekolah yang memiliki orangtua penambang timah di Desa Kace Kecamatan Mendo Barat, dapat dilihat dari jawaban responden yang telah mengisi sejumlah item pada angket penelitian ini.
Item-item yang disediakan untuk mengetahui pemahaman keagamaan tersebut sebanyak 15 item, yang setiap item telah disediakan tiga buah pilihan jawaban, yang setiap pilihan jawaban akan diukur dengan berpedoman kepada pengukuran TSR (batas tinggi, batas sedang, dan batas rendah), dan pengukuran yang dilakukan tersebut selalu menunjukkan pemahaman keagamaan yang dimaksud.
Pilihan jawaban yang disediakan pada item akan diberi nilai, untuk pilihan (a) diberi nilai 3, untuk pilihan jawaban (b) diberi nilai 2 dan untuk pilihan jawaban (c) diberi nilai 1. Maka setiap jawaban yang telah dipilih oleh responden akan menunjukkan bahwa untuk jawaban (a) menunjukkan bahwa pemahaman keagamaan yang tergolong tinggi. Untuk jawaban (b) menunjukkan bahwa pemahaman keagamaan yang digolongkan sedang. Sedangkan untuk jawaban (c) menunjukkan bahwa pemahaman keagamaan yang digolongkan rendah. Untuk itu diharapkan kepada responden agar dapat memilih salah satu jawaban yang telah disediakan pada setiap item yang tersedia di dalam angket.
Setelah semua item yang sebelumnya telah disebar dan dijawab sehingga dapat diberi nilai, maka nilai yang diperoleh responden tersebut merupakan jumlah semua pilihan jawaban yang telah dipilih dan dijawab oleh responden. Dengan demikian skor nilai tertinggi yang mungkin dapat dicapai responden adalah 15 x 3 = 45, sedangkan skor nilai terendah yang mungkin dapat dicapai responden adalah 15 x 1 = 15.
Dengan itu maka responden yang memperoleh nilai tertinggi dapat diinterprestasikan sebagai responden yang tinggi terhadap pemahaman keagamaan, dan bila responden memperoleh skor nilai terendah bisa diinterprestasikan sebagai responden yang rendah terhadap pemahaman keagamaan tersebut. Sedangkan bagi responden yang memperoleh skor nilai sedang bisa diinterprestasikan sebagai responden yang sedang terhadap pemahaman keagamaan.
Untuk lebih jelasnya dalam memberikan interpersepsi pada masing-masing skor nilai yang diperoleh dari responden, akan dilakukan analisis statistik melalui skor nilai mentah berikut ini :
42
38
37
34
44
34
41
36
38
36
27
43
28
27
32
34
37
30
26
41
39
40
26
31
41
45
27
34
33
25
27
29
34
30
36
26
40
39
28
36
42
32
27
43
42
38
32
28
45
33
30
34
28
29
44
30
44
29


Skor nilai mentah di atas akan dilanjutkan ke analisis statistik sebagaimana yang tertera melalui tabel distribusi berikut ini :
Tabel IV-3
Distribusi Skor Nilai Jawaban Responden
oleh Hasil Jawaban Angket Tentang Pemahaman Keagamaan
Anak Prasekolah yang Memiliki Orangtua Penambang Timah
No
Class Interval
F
X
x’
fx’
X’²
fx’²
1
43 – 45
7
44
3
21
9
63
2
40 – 42
8
41
2
16
4
32
3
37 – 39
7
38
1
7
1
11
4
34 – 36
10
35 (M)
0
0
0
0
5
31 – 33
6
32
-1
-6
1
6
6
28 – 30
11
29
-2
-22
4
44
7
25 – 27
9
26
-3
-27
9
81


N = 58


fx’ = -11

237

Setelah diketahui hasil sajian data dalam tabel kelompok di atas, maka akan dicari mean skor kelompok melalui rumus sebagai berikut :
       M = M’ + i ( Ʃ fx’ )
                                      N

       M = 34 + 3 ( -11 )
                                     58

       M = 34 - 33
                           58

       M = 34 – 0,56895517
       M = 34,43104483
       M = 34,43
Jadi nilai rata-rata (mean skor kelompok) di atas telah diketahui sebesar 34,43. Kemudian dilanjutkan mencari Standar Deviasi (penyimpangan baku) dari hasil sekelompok di atas dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
SD = i √ ( Ʃ fx’² ) - ( Ʃ fx’
                               N        N
 

SD = 3 √ ( 237 ) - ( -11
                              58    58
 

       SD = 3 √ ( 4,0862068965 ) - ( 0,1896551724 )²
       SD = 3 √ 4,0862068965 – 0,0349690844
       SD = 3 √ 4,0502378121
       SD = 3 x 2,0125202637738
       SD = 6,0375607913214
       SD = 6,03
Setelah diperoleh Standar Deviasi (penyimpangan baku) sebesar 6,03. Maka dilanjutkan menentukan batas tinggi, batas sedang dan batas rendah dari skor nilai kelompok dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
       T = M + (1 x SD)
       S = antara M – (1 x SD) dan M + (1 x SD)
       R = M – (1 x SD)
Dari sajian rumus di atas, maka dapat dijabarkan dalam bentuk hitungan angka sebagai berikut :
       T = M + (1 x SD)
       T = 34,43 + (1 x 6,03)
       T = 34,43 + 6,03
       T = 40,46
       T = 40
Jadi skor nilai 40 ke atas adalah pemahaman keagamaan anak prasekolah yang memiliki orangtua penambang timah yang tergolong tinggi.
       R = M – (1 x SD)
       R = 34,43 – (1 x 6,03)
       R = 32,98 – 6,03
       R = 28,4
       R = 28
Jadi skor nilai 28 ke bawah adalah pemahaman keagamaan anak prasekolah yang memiliki orangtua penambang timah yang tergolong rendah. Serta skor nilai antara 28 dan 40 yaitu skor nilai 29 sampai dengan 39 adalah pemahaman keagamaan anak prasekolah yang memiliki orangtua penambang timah yang tergolong sedang.
       Dari uraian analisis di atas dapat disimpulkan bahwa responden yang mendapatkan skor nilai 40 ke atas dari hasil jawaban angket yang disebarkan tergolong ke dalam pemahaman keagamaan tinggi sebanyak 16 orang. Untuk  responden yang mendapatkan skor nilai 28 ke bawah dari hasil jawaban angket yang disebarkan tergolong rendah sebanyak 22 orang. Sedangkan untuk responden yang mendapatkan skor nilai 29 dan 39 yang tergolong sedang sebanyak 20 orang.
Untuk lebih jelasnya tentang pengklasifikasian di atas dapat dilihat pada tabel persentase sebagaimana diuraikan sebagai berikut :
Tabel IV-4
Distribusi Frekuensi dan Persentase Tentang Pemahaman Keagamaan
Anak Prasekolah yang Memiliki Orangtua Penambang Timah
No
Klasifikasi Proses Pendidikan Islam
Frekuensi (f)
Persentase (%)
1
Tergolong tinggi
16 orang
28 %
2
Tergolong sedang
22 orang
38 %
3
Tergolong rendah
20 orang
34 %


58 orang
100 %

Dari uraian tabel di atas dapat diperoleh hasil penyebaran angket kepada masyarakat yang berjumlah 58 orang responden, ternyata dari hasil jawaban tersebut setelah dianalisis melalui analisis statistik, maka masyarakat yang tergolong tinggi terhadap pemahaman keagamaan anak prasekolah yang memiliki orangtua penambang timah sebanyak 16 orang atau sebesar 28% dan masyarakat yang tergolong sedang terhadap pemahaman keagamaan anak prasekolah yang memiliki orangtua penambang timah sebanyak 22 orang atau sebesar 38%. Sedangkan masyarakat yang tergolong rendah terhadap pemahaman keagamaan anak prasekolah yang memiliki orangtua penambang timah sebanyak 20 orang atau sebesar 34%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemahaman keagamaan anak prasekolah yang memiliki orangtua penambang timah di Desa Kace Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka adalah tergolong sedang.
C.       Pengaruh Pengajaran Pendidikan Islam oleh Orangtua yang Berprofesi Penambang Timah Terhadap Pemahaman Kegamaan Anak Prasekolah di Desa Kace Kecamatan Mendo Barat
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengajaran pendidikan Islam dari orangtua yang berprofesi penambang timah terhadap pemahaman kegamaan anak prasekolah di Desa Kace Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka, akan dianalisis lagi kedua hasil di atas melalui Kai Kuadrat, Korelasi Kontingensi dan Phi yang dimulai dari tabel silang sebagaimana berikut ini :
Tabel IV-5
Tabulasi Silang Pengaruh Pengajaran Pendidikan Islam oleh Orangtua yang Berprofesi Penambang Timah Terhadap Pemahaman Kegamaan Anak Prasekolah
No
Pengajaran Pendidikan
Pemahaman  Keagamaan
Jumlah
Tinggi
Sedang
Rendah
1
Tinggi
1)           
7
2)          
7
3)          
5
19
2
Sedang
4)          
6
5)          
10
6)         
10
26
3
Rendah
7)          
3
8)          
5
9)         
5
13


16
22
20
58

Tidak ada komentar:

Posting Komentar