Senin, 02 Januari 2012

Skripsi Rabian Syahbana #BAB I


 BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang Masalah
Pendidikan anak dimulai sejak dini agar ia menjadi muslim atau mukmin yang baik bagi dirinya, keluarganya, agamanya, bahkan bagi seluruh umat manusia. Pendidikan pertama adalah ibu kemudian ayah selanjutnya sekolah dan terakhir adalah lingkungannya. Islam menuntun agar anak diberikan pendidikan supaya menjadi manusia berkepribadian seperti Rasulullah. Agama Islam menuntut agar anak dididik dengan aqidah yang lurus dan bebas dari khurafat.
Karena itu sejak pada usia prasekolah harus ditanamkan pada anak ilmu agama dan akhlak mulia agar kelak ia menjadi manusia yang saleh, jujur, dan amanah yang selalu mentaati perintah Allah, memuliakan hak ibu, bapak, kerabat, tetangga dan tamu, serta melaksanakan tugas yang diwajibkan Allah dan Rasul-Nya.[1]
Diperlukan perhitungan tentang kondisi dan situasi dalam pendidikan untuk jangka waktu yang panjang. Dengan perhitungan tersebut tujuan yang hendak dicapai menjadi terarah karena segala sesuatunya direncanakan secara matang. Itulah sebabnya pendidikan Islam memerlukan stratergi, supaya mantap dalam melaksanakan pendidikan dengan melihat situasi dan kondisi yang ada. Agar tidak ditemui hambatan serta gangguan baik internal maupun eksternal yang menyangkut kelembagaan atau lingkungan sekitarnya.[2] Untuk itulah peran orangtua dalam mendidik mempunyi pengaruh dan dibutuhkan karena selain sebagai lembaga pendidikan informal pertama yang didapatkan oleh anak, orangtua adalah manusia yang nanti di akhirat akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah SWT.
Setiap tindakan yang dipilih oleh orangtua dalam mendidik seorang anak untuk mengenal agama Islam mempunyai dampak dalam berperilaku kehidupan seorang anak. Apabila orangtua mengajar anaknya dengan benar maka anak akan menjadi seorang ahli ibadah yang baik, tapi jika orangtua itu tidak mendidik dengan benar menurut kaidah-kaidah Agama Islam maka ditakutkan anak akan menjadi orang yang jauh dalam mengenal dan memahami agamanya sendiri.
Jika orangtua sendiri tidak mampu menerapkan pengetahuan agama maka tanggung jawab orangtua sebagai pendidik anak prasekolah akan terbengkalai, sehingga tercipta masyarakat yang tidak peduli tentang agama. Walau perkembangan zaman semakin hari semakin cepat dan maju, hal tersebut menuntut agar orangtua mendapatkan nafkah yang lebih banyak.
Untuk orangtua yang mencari nafkahnya dengan cara menambang timah biasanya mempunyai waktu yang terbatas untuk berinteraksi dengan anak-anak mereka. Jika dari orangtua hanya ayah yang bekerja untuk menambang maka ibu mempunyai kesempatan untuk mendidik anak-anaknya. Tapi ada ditemukan kedua orangtua, baik itu ayah maupun ibunya juga ikut serta menambang timah. Jika itu terjadi maka otomatis waktu untuk anak mereka yang masih berusia prasekolah, mempunyai kesempatan lebih kecil untuk mendapatkan pendidikan Islam secara langsung dari kedua orangtuanya.
Karena itu penulis ingin meneliti pengaruh pengajaran pendidikan Islam dari orangtua yang berprofesi penambang timah terhadap pemahaman keagamaan anak prasekolah di Desa Kace Kecamatan Mendo Barat agar nanti berguna untuk masyarakat di daerah tersebut maupun yang berada di daerah manapun.
B.        Batasan Masalah dan Rumusan Masalah
1.   Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah sesuai dengan uraian yang telah dipaparkan diatas. Masalah yang dibatasi berkisar tentang pengaruh pengajaran pendidikan Islam oleh orangtua yang berprofesi penambang timah terhadap pemahaman keagamaan anak prasekolah di Desa Kace Kecamatan Mendo Barat. Pengaruh pengajaran pendidikan Islam oleh orangtua yang akan diteliti terfokus pada masalah akidah dan tauhid, mengucapkan dua kalimat syahadat, tata cara ibadah, akhlak mulia, tata karma.
2.      Rumusan Masalah
Melanjutkan penjelasan dari uraian di atas, penulis merumuskan beberapa permasalahan, yaitu:
a.       Bagaimana pengaruh pengajaran pendidikan Islam oleh orangtua yang berprofesi penambang timah?
b.      Bagaimanakah pemahaman keagamaan anak prasekolah yang memiliki orangtua penambang timah?


C.        Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a.Untuk mengetahui pengaruh pengajaran pendidikan Islam oleh orangtua yang berprofesi penambang timah.
b.   Untuk mengetahui pemahaman keagamaan anak prasekolah yang memiliki orangtua penambang timah.
2.Kegunaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini nantinya diharapkan dapat berguna untuk:
a.     Memberikan masukan untuk orangtua pendidik yang berprofesi penambang timah dalam menerapkan pendidikan Islam pada anak prasekolah.
b.    Menjadi salah satu bahan untuk masukan dan informasi kepada peneliti lain yang akan melakukan penelitian lanjutan.
D.       Telaah Pustaka
Ada banyak penelitian yang membahas tentang anak prasekolah, tapi penulis hanya mengambil beberapa pembahasan yang menurut hemat penulis mempunyai hubungan dengan penelitian yang diteliti saat ini. Diantaranya Elis Johannes Hendry Salim dan Rohaty Mazjub, untuk prosiding seminar penyelidikan siswa UKM yang bertema: “Penglibatan Ibu Bapak dalam Pendidikan Prasekolah: Tinjauan di Beberapa Tadika Swasta di Daerah Curug, Tangerang, Indonesia[3], pada seminar tersebut mereka membahas tentang keterlibatan langsung orangtua dalam pendidikan anak sangat mempengaruhi anaknya untuk menghadapi globalisasi.
Lalu penelitian yang memiliki kemiripan dengan penelitian penulis adalah dari mahasiswa STAIN SAS pada skripsi mereka, yang diantaranya oleh Sierni yang mana skripsinya berjudul Pengaruh Aktivitas Orangtua Pekerja TI dalam Upaya Membimbing Belajar Anak di Rumah di Desa Sempan Kecamatan Pemali Sungailiat.[4] Dan oleh Kaminah yang skripsinya berjudul Pola Asuh Orangtua dalam Menanamkan Pendidikan Agama Islam Anak pada Usia Prasekolah di Dusun Pelaik Desa Tanjung Niur Kecamatan Tempilang.[5] Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh kedua mahasiswa STAIN SAS adalah bahwa penulis lebih ke arah pengaruh pengajaran pendidikan Islam orangtua terhadap pemahaman keagamaan anak prsekolah dan keefektifannya. Dalam hal ini anak yang masih berusia prasekolah akan mempunyai ikatan langsung dengan pekerjaan orangtua dan keadaan lingkungan dimana mereka tinggal.
E.        Landasan Teori
Kehidupan dalam rumah tangga yang berlandaskan Islam dipengaruhi oleh bagaimana orangtua dalam mendidik dan menerapkan pendidikan yang sesuai dengan perintah Agama Islam. Anak akan kehilangan pedoman yang bisa diikuti jika orangtua anak itu sendiri mengabaikan hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik, jika hal itu terjadi pada masyarakat maka bisa dipastikan masa depan suatu masyarakat hanya berisi orang-orang yang sangat kering pengetahuan tentang agama mereka sendiri.
Keluarga adalah tempat terbaik dalam penyampaian nilai-nilai agama. Orangtua memiliki peranan yang strategis dalam mentradisikan ritual keagamaan sehingga nilai-nilai agama dapat ditanamkan ke dalam jiwa anak. Kebiasaan orangtua dalam melaksanakan ibadah, misalnya seperti shalat, puasa, infaq, dan sadaqah menjadi suru teladan bagi anak untuk mengikutinya. Disini nilai-nilai agama dapat bertemu dengan suburnya di dalam jiwa anak. Kepribadian yang luhur dan agamis membalut jiwa anak menjadikannya insan-insan yang penuh iman dan takwa kepada Allah SWT.[6]
Seperti dikatakan Emile Durkheim mengenai “On Education and Society” dalam Jerome Karabel dan A.H. Halsey, yang dikutip oleh Imam Tholkhak dan ahmad Barizi bahwa transformasi pendidikan selalu merupakan hasil dari sosial-masyarakat, dan begitulah sebaliknya. Proses dan pelbagai corak sistem pendidikan menggambarkan corak dari tradisi dan budaya sosial-masyarakat yang ada.[7]
Pendidikan Islam yang nanti diterapkan oleh orangtua akan disesuaikan dengan tingkatan umurnya, antara lain:[8]
1.   Pada tahun ketiga. Pada fase ini seorang anak lebih paham dan lebih “kooperatif (bisa diajak bekerja sama). Kita harus mengajarinya bagaimana bekerja sama dengan orang lain, mengajarkan sebagian perilaku baik yang sederhana seperti mencintai orang lain, atau menghormati barang milik mereka. Pada usia ini akan lebih higienis jika orangtua mengajari berperilaku tentang menjaga sopan santun dan amanah.
2.   Pada tahun keempat dari usianya. Anak pada usia ini lebih giat dan lebih enerjik. Dia berusaha untuk mengetahui apa yang ada di sekitarnya dan mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan dirinya. Dia banyak bertanya tentang segala hal, sebagaimana juga dia senang mengejek dan menghina. Kadang dia melontarkan ejekan kepada teman-temannya bahkan kepada saudara dekat sekalipun. Hal ini mendorong kita untuk dapat berlaku baik kepadanya dalam menghadapi sikapnya, mendidiknya dalam batasan-batasan, memahaminya, dan bersabar.
3.   Ketika mencapai usia lima tahun, dia tumbuh lebih matang dan lebih paham. Dia dapat memahami apa yang kita inginkan darinya, dapat memperlihatkan kesalahan dan mengakuinya, sebagaimana dia lebih banyak berusaha untuk mandiri pada dirinya sendiri. Dia sudah bisa mandi dan memakai baju sendiri. Pada saat ini, kita harus memberikan pujian kepadanya atas tingkah laku baiknya dan atas kerja sama yang dilakukannya dengan kita, atau dengan teman-temannya. Pada usia ini anak-anak harus dididik dengan berprilaku baik terhadap orang-orang disekelilingnya.
4.   Pada tahun keenam, anak mulai mengamati untuk belajar, tetapi sifat kooperatifnya lebih rendah dari sebelumnya. Dia hidup dalam masanya dan menghindari bentuk khayalan serta lebih cenderung untuk mencontoh. Pada usia enam tahun, anak mulai mengenal apa itu benar dan apa itu salah dengan cara yang lebih mendalam dari sebelumnya, tetapi tentu tidak seperti apa yang kita pahami. Pada tahap inilah anak-anak bisa di perkenalkan tentang agama Islam terutama dalam hal beribadahnya seperti: mengucapkan dua kalimat syahadat, bagaimana cara mengerjakan shalat, puasa, zakat, dan haji.
Anak yang masih di bawah umur memang sangat membutuhkan pemeliharaan jiwa, pemberian rasa cinta dan kasih sayang orangtuanya.[9] Sebagian orang mengira bahwa tanggung jawab terhadap anak adalah tanggung jawab dalam mencukupi nafkah, pakaian, perhiasan dan hal lain yang bersifat materi saja. Dia lupa atau pura-pura lupa bahwa tanggung jawab yang paling besar adalah tanggung jawab pendidikan akhlak mulia, keteladanan, dan prinsip-prinsip yang mulia. Semuanya itu terdapat dalam agama yang hanif, Islam. Semoga saja kita dapat memberikan perhatian yang besar terhadap pendidikan anak-anak kita, sebagaimana perhatian kita pada pekerjaan, kesungguhan, dan rasa capek yang kita lakukan, agar hidup mereka terasa baik dan nyaman.[10]
Pekerjaan yang dilakukan oleh orangtua haruslah mempunyai manfaat untuk kelangsungan hidup anak, hingga untuk masalah pendidikan anak akan mempunyai jaminan untuk mendapatkan pengetahuan yang bisa bermanfaat untuk digunakan dalam mengarungi kehidupannya kelak. Ada banyak cara pekerjaan yang dapat dilakukan orangtua untuk menafkahi keluarganya, tapi di penelitian kali ini penulis lebih mengkhususkan pada pekerjaan orangtua yang menafkahi keluarganya dengan cara menambang timah. Dimana pada pekerjaan tersebut diharapkan orangtua bisa membagi waktunya dengan anaknya.
Kanak-kanak dan para muda remaja di masyarakat Islam seharusnya memperoleh lingkungan yang memudahkan mereka untuk memupuk keimanan dan menumbuhkan kecakapan mereka dalam mengelola norma-norma Islam di segala lapangan hidup. Akan tetapi hampir di seluruh negeri-negeri Islam masa kini, garis besar haluan negara dan rancangan pendidikan nasionalnya sangat menghambat tumbuhnya keimanan di kalangan remaja dan sekaligus merupakan rintangan besar bagi tumbuh kembangnya mereka. Rancangan pendidikan nasional tidak memungkinkan bagi mereka untuk mendapatkan pelajaran tentang cara-cara menganalisa permasalahan hidup menurut kriteria Islam. Sehingga, sebagai akibatnya kita saksikan kini bahwa dimana-mana banyak orang yang mengaku umat Islam tetapi tidak mengerjakan shalat wajib lima waktu, tidak menjadikan Islam sebagai identitas mereka, dan tidak menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.[11]
Sudah tidak dapat dielakkan lagi peran orangtua dalam pendidikan Islam yang diterapkan oleh mereka dalam menuntun anak prasekolahnya akan sangat mempengaruhi sifat dan tingkah laku anak di kemudian hari. Karena itu orangtua haruslah pandai-pandai menempatkan waktu dalam bekerja maupun dalam hal mendidik anak pada waktu yang hampir bersamaan.
F.         Hipotesa
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah diungkapkan, maka hipotesa penulis dalam penelitian ini bisa dipaparkan yaitu “Semakin tidak efektifnya pengaruh pengajaran pendidikan Islam oleh orangtua yang berprofesi penambang timah maka akan semakin kecil pula pengaruhnya terhadap pemahaman keagamaan anak usia prasekolah mereka, begitu juga sebaliknya”.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengaruh pendidikan Islam dari orangtua yang berprofesi penambang timah terhadap pemahaman kegamaan anak prasekolah adalah waktu, tenaga, pengetahuan, dan materi. Jika salah satu dari faktor tersebut kurang maka pengaruh dari orangtua terhadap anak prasekolah akan berkurang juga. Sehingga anak-anak akan mendapat ajaran yang kurang penuh tentang pendidikan Islam dari orangtua mereka secara langsung.
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang digunakan yaitu variabel pengaruh dan variabel terpengaruh. Untuk lebih memahaminya dapat di lihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel I-1
Interaksi Antar Variabel
Interaksi Antar Variabel
Variabel Pengaruh
Variabel Terpengaruh
·                 Pengajaran pendidikan Islam oleh orangtua yang berprofesi penambang timah.
·                 Pemahaman keagamaan anak prasekolah yang meliputi: aqidah, tauhid, pengucapaan dua kalimat syahadat, tata cara ibadah, akhlak mulia dan tata krama.
G.       Definisi Operasional Variabel
Agar lebih memahami tentang skema hubungan variabel tersebut, maka akan dijelaskan melalui definisi operasional variabel, sebagai berikut:
1.    Pengajaran pendidikan Islam oleh orangtua yang berprofesi penambang timah adalah segala bentuk rancangan ataupun dasar kerja yang diterapkan untuk mendidik, membimbing dan mengasuh anak untuk menjadi seorang muslim. Pemahaman keagamaan anak prasekolah yang di ajarkan orangtua meliputi aqidah, tauhid, pengucapaan dua kalimat syahadat, tata cara ibadah, akhlak mulia dan tata krama.
2.    Orang tua yang berprofesi penambang timah untuk penelitian ini hanya melibatkan ayah dari keluarga penambang timah.
3.    Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia 3-6 tahun. [12]

H.       Metodologi Penelitian
1.      Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field research) dan analisis data yang akan digunakan oleh peneliti adalah analisis data kuantitatif. Dalam prosesnya, yang akan dilakukan penulis adalah menggunakan teknik random sampling dan menghimpun data tentang kehidupan masyarakat tertentu yang dibarengi dengan beberapa sumber berupa data pendukung seperti buku, karya ilmiah, dan sumber-sumber yang relevan dengan penelitian.
2.      Sumber Data
a.    Data primer
Sumber data primer adalah data pokok yang menjadi data utama penelitian ini. Diantara data primer penelitian yang penulis maksudkan adalah data yang diperoleh dari responden melalui angket yang akan disebarkan peneliti. Adapun responden yang akan diambil datanya adalah para orangtua yang mempunyai anak usia prasekolah yang bekerja sebagai penambang timah.
b.   Data sekunder
Sumber data sekunder penulis pilih dalam penelitian ini digunakan juga sebagai pendukung sekaligus bahan kajian kedua. Adapun sumber data sekunder yang akan diambil datanya adalah kepala desa dan beberapa staf perangkatnya, dan dokumentasi tentang keadaan desa tersebut.

3.      Populasi dan sample
Populasi yang akan diteliti kali ini adalah seluruh masyarakat yang tinggal dan berdomisi di Desa Kace Kecamatan Mendo Barat yang bekerja ataupun yang mencari nafkah sebagai penambang timah dan mempunyai anak usia prasekolah. Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Desa Kace saat ini yang terdata menurut kantor kepala Desa Kace tahun 2010 adalah sebanyak 2138 KK. Peneliti hanya akan mengambil sample sesuai dengan banyaknya KK yang bekerja sebagai penambang timah dan yang mempunyai anak usia prasekolah, yang mana data yang diperoleh adalah sebanyak 293 KK.
Bila populasinya lebih dari 100 maka sample dapat diambil 10-15 persen atau 20-25 persen atau lebih, bergantung pada: 1) waktu, tenaga, dan dana yang dimiliki peneliti; 2) skop wilayah pengamatan terhadap subjek; 3) hasil yang ingin dicapai peneliti.[13] Oleh karena keterbatasan waktu dan tidak semua penambang Desa Kace yang menambang di daerah mereka, maka peneliti hanya akan mengambil sebanyak 58 KK dari total keseluruhannya.
4.      Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang akan digunakan untuk penelitian ini, yaitu:
a.    Dokumentasi, teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang mempunyai hubungannya dengan masalah yang akan diteliti seperti data tentang letak geografis wilayah, jumlah penduduk, jumlah kepala keluarga, keadaan tingkat pendidikan masyarakat, dan keadaan tingkat ekonomi masyarakat kerja penambang timah.
b.   Angket, teknik ini dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden yang bertugas mengisinya sesuai dengan pengetahuan, pendapat, dan penilaiannya. Dalam hal ini respondennya adalah ayah selaku orangtua anak usia prasekolah. Data yang dicari meliputi pemahaman keagamaan anak prasekolah yang seperti aqidah, tauhid, pengucapan dua kalimat syahadat, tata cara ibadah, akhlak mulia dan tata krama.
c.    Wawancara, teknik ini digunakan untuk mendapatkan data tentang asal mula atau sejarah dari desa yang diteliti.
5.    Teknik Analisa Data
            Penulis akan melakukan pengolahan data setelah semua data dikumpulkan dari lapangan. Pertama penulis akan mengolah data primer terlebih dahulu untuk menjawab rumusan masalah, barulah kemudian data sekundernya diolah.
Data-data yang telah terkumpul tersebut maka akan dianalisis dengan analisa statistik menggunakan beberapa rumus, yaitu:
a.    Dengan rumus mean (rata-rata) M = M’ + i ( Ʃ fx’ )  [14]
                                                                                                   N
b.    Dilanjutkan dengan rumus Standar Deviasi (SD) 
SD = i √ ( Ʃ fx’² ) - ( Ʃ fx’   [15]
                             N                    N
c. Kemudian dari kedua hasil analisis diatas, dilanjutkan untuk mengetahui keadaan dari variabel tersebut, dengan mengunakan rumus Batas Tinggi, Sedang, dan Rendah (TSR) :
T = M + (1 x SD)
S = Antara M – (1 x SD) dengan M + (1 x SD)
R = M – (1 x SD)
d.    Setelah di ketahui hasil keadaan dari kedua variabel tersebut, maka untuk melihat bagaimana hubungan dari kedua variabel tersebut digunakan Rumus: kai kwadrat, dilakukan dengan Rumus:
 =                       [16]
e.    Setelah melakukan perhitungan menggunakan rumus korelasi kontingensi, yang rumusnya yaitu:
C =                                                    [17]
                              X² + N

f.        maka data akan dilanjutkan dengan proses lain dengan menggunakan rumus phi, yaitu:
Ø =     C                                [18]
                     √ 1 - C²


I.          Sistematika Pembahasan
Untuk lebih mempermudah mengikuti dan memahami isi dari penelitian ini, maka akan dipaparkan sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab, yaitu:
Bab I, memuat tentang pendahuluan yang berisi alasan pemilihan judul, latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan serta kegunaan penelitian, telaah pustaka, landasan teori, hipotesis, definisi orientasi variabel, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan pada penelitian ini.
Bab II, berisikan tentang pengertian anak prasekolah, pengertian orangtua penambang timah, pengajaran pendidikan Islam dari orangtua yang berprofesi penambang timah, pemahaman keagamaan anak prasekolah.
Bab III, berisikan tentang kondisi objektif lokasi penelitian, yang meliputi kondisi umum Desa Kace Kecamatan Mendo Barat, keadaan penduduk, keadaan ekonomi penduduk, keadaan pendidikan, keadaan sosial budaya dan keagamaan penduduk.
Bab IV, berisikan tentang perhitungan dan pengaruh pengajaran pendidikan Islam dari orangtua yang berprofesi penambang timah terhadap pemahaman keagamaan anak prasekolah.
Bab V, berisikan tentang kesimpulan dari hasil laporan penelitian, dan beberapa saran yang perlu disampaikan.





[1] Muhammad Faiz Al-Math, Keistimewaan-Keistimewaan Islam (t.k.: Gema Insani Press, t.t.), hlm. 86.
[2] Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoretis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 89.
[3] Elis Johannes Hendry Salim dan Roaty Mazjub, “Penglibatan Ibu Bapak dalam Pendidikan Prasekolah: Tinjauan di Beberapa Tadika Swasta di Daerah Curug, Tangerang, Indonesia”, seminar.
[4] Sierni, Pengaruh Aktivitas Orangtua Pekerja TI dalam Upaya Membimbing Belajar Anak di Rumah di Desa Sempan Kecamatan Pemali Sungailiat”, skripsi, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Syaikh Abdurrahman Siddik (STAIN SAS), Sungailiat, 2007.
[5] Kaminah, “Pola Asuh Orangtua dalam Menanamkan Pendidikan Agama Islam Anak pada Usia Prasekolah di Dusun Pelaik Desa Tanjung Niur Kecamatan Tempilang”, skripsi, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Syaikh Abdurrahman Siddik (STAIN SAS), Sungailiat, 2005.
[6] Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orangtua dan Anak dalam Keluarga Sebuah Perspektif Pendidikan Islam (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2004), hlm. 20.
[7] Imam Tholkhak dan Ahmad Barizi, Membuka Jendela Pendidikan (Mengurai Akar Tradisi dan Integrasi Keilmuan Pendidikan Islam) (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 38.
[8] Adil Fathi Abdullah, Pahami Anak Anda, Anda Akan Sukses Mendidiknya (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007), hlm. 14-17.
[9] Murtadha Muthahhari, Kiprah Muslimah dalam Islam (Bandung: Mizan, 1995), hlm. 136.
[10] Adil Fatih Abdullah, Menjadi Ayah Ideal (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004), hlm. 4.
[11] Yahya S. Basalamah, Persoalan Umat Islam Sekarang (Jakarta: Gema Insani Press, 1991), hlm. 48-49.
[12] Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah (Jakarta: 2003, Rineka Cipta), hlm. 19.
[13] Zulkifli, Metodologi Penelitian Suatu Pengantar (Sungailiat: Shiddiq Press, 2007), hlm. 60.
[14] Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, cet. ke-21 (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 88.
[15] Ibid., hlm. 162.
[16] Ibid., hlm. 245.
[17] Ibid., hlm. 253
[18] Ibid., hlm. 254.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar